Ende_lensatimur.net_ Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kabupaten Ende menggelar turnamen tinju yang memperebutkan piala Bupati Ende tahun 2022.
Turnamen piala Bupati Ende ini diikuti 81 peserta, yang terdiri dari 11 peserta putri dan 70 peserta laki-laki yang berasal dari 10 sasana tinju di kota Ende. Turnamen tinju piala Bupati Ende berjalan lancar namun para atlit , official dan manajer merasa kecewa dengan panitia pelaksana Pertina Kabupaten Ende.
Hal ini dikatakan official pelatih dari sasana Udayana, Rio Ata Kita kepada media ini, Sabtu 18/06/2022.
Dia mengatakan bahwa penyelenggara semestinya harus memperhatikan perjuangan para atlit muda yang sudah mengikuti kegiatan turnamen tinju piala Bupati Ende berupa uang pembinaan.
“Kami sangat merasa kecewa terhadap panitia pelaksana Pertina piala Bupati Ende karena tidak ada uang pembinaan untuk para atlit yang mendapat juara di masing-masing kelas tinju,” ucapnya.
Rio menjelaskan bahwa kita ingin menunjang para atlit tinju kita yang ada di Ende dalam turnamen tinju yang memperebutkan piala bergilir bupati Ende.
Di sini Pemda Ende seharusnya tidak saja memberikan penghargaan dalam bentuk Sertifikat tetapi juga dalam bentuk uang pembinaan sehingga merangsang para atlit tinju untuk semakin semangat dalam berlatih.
“Jujur Kami kecewa dengan Pertina Ende dan Panitia karena kasihan para atlit kami yang sudah berjuang semaksimal mungkin berlatih selama enam bulan, namun yang didapat hanya selembar kertas yakni sertifikat saja,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan selanjutnya harus benar-benar memperhatikan dana pembinaan untuk para atlit dan pada saat technical meeting harus disampaikan besaran uang pembinaan kepada atlit yang juara sehingga tidak menimbulkan polemik seperti ini.
Salah seorang atlit tinju dari sasana Gudog, Aprianus Rani Raja yang mendapat juara 1 tinju di kelas Welter juga menyampaikan kekecewaannya kepada Panitia pelaksana dan Pertina Kabupaten Ende di Piala Bupati Ende karena yang juara tinju di kelas Welter dan ringan serta kelas lainya tidak mendapatkan uang pembinaan. Percuma kami berjuang keras untuk menang tetapi tidak dihargai apa – apa.
“Percuma Kami berlatih selama enam bulan dan berjuang meraih kemenangan untuk mengharumkan nama Kabupaten Ende, ternyata kami hanya dihargai dengan selembar kertas,” Paparnya.
Ia mengatakan kami tidak pernah menuntut berapapun besarnya uang yang harus kami terima, biar sedikit kalau itu untuk pembinaan maka akan mendorong para atlit untuk semakin semangat dalam berlatih.
Ketua Panitia Bupati Cup Tinju Amatir tahun 2022, Petrus Kanisius Dula Mali menuturkan bahwa ini bukan masalah besar, namun hanya terjadi miskomunikasi.
Lanjutnya, mereka menginginkan agar sertifikat bagi para atlit ini dibagi di atas ring sehingga mereka bisa mengabadikan foto bersama para pejabat, namun karena sertifikat itu dicetak saat sang petinju mendapatkan
juara maka biasanya ada jedah waktu baru bisa diberikan hasilnya.
Ketika ditanya terkait dengan uang pembinaan para atlit? dirinya mengatakan bahwa untuk juara satu umum mendapatkan uang tunai sebesar Rp 1.500.000 beserta piala bergilir, sedangkan untuk masing -masing sasana mendapatkan uang sebesar Rp 1.000.000; namun untuk juara 1 sampai juara 4 di masing-masing kelas hanya mendapatkan sertifikat.
“Untuk petinju amatir tidak ada dibagikan uang per kelas, yang ada hanya uang pembinaan dan itupun seikhlasnya dari panitia pelaksana. Petinju amatir hanya mendapatkan sertifikat saja sedangkan uang pembinaan tidak ada,” Pungkasnya.
Kegiatan ini didukung penuh oleh Pemerintah Daerah Ende dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp 75.000.000.
“Guna menyukseskan kegiatan tinju ini, maka pihak panitia juga melibatkan wasit, hakim, para medis serta pihak keamanan,” imbuhnya.
Ia berharap sasana-sasana ini perlu juga mengoreksi diri, jangan ambil tindakan secara emosional paling tidak perlu mengkomunikasikan persoalan yang ada ke pihak panitia, sehingga bisa mendapatkan jalan keluarnya.
“Kami dari panitia siap untuk menampung semua masukan dan kritikan yang diberikan agar dalam pelaksanaan turnamen tinju di tahun – tahun yang akan datang semakin lebih baik,” tutupnya.
Penulis : Elthon Rete
Editor : Efrid Bata