Ende_LensaTimur.net Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Masyarakat Pulau Ende Datangi kantor dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) kabupaten Ende. Rabu (08/07)
Kedatangan mahasiswa tersebut untuk menyampaikan aspirasi keluhan pelajar dan mahasiswa terkait dengan pembiayaan pemeriksaan kesehatan rapid test yang dinilai cukup mahal.
Ketua Aliansi Pemuda Peduli Masyarakat ( APPM) Ende, Muhamad Jumratul Akbar adalah mahasiswa yang mengenyam pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram mengatakan kami merasa terbebani dengan biaya rapid test yang cukup mahal saat ini.
” Kami ingin kembali untuk mengenyam pendidikan di luar daerah tetapi biaya kesehatan rapid test cukup mahal “,ucapnya.
Ia manambahkan setelah APPM menanyakan secara langsung kepada tim gugus tugas di pulau Ende biaya rapid test mencapai Rp 350 ribu, dengan biaya yang mahal kami cukup terbebani.
Selain itu, bantuan untuk mahasiswa yang terdampak penyebaran covid-19 di luar daerah pun sampai saat ini belum ada realisasi.
Terkait masalah ini diharapkan ada solusi dari pemerintah daerah kabupaten Ende dan bebaskan biaya rapid test untuk pelajar dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di luar daerah.
Anggota Komisi III DPRD Ende, Mahmud Djegha menyampaikan semestinya pemerintah daerah harus memberikan keringan kepada mahasiswa yang melakukan studi di luar daerah, dengan biaya pemeriksaan kesehatan rapid test gratis.
” Biaya pemeriksaan kesehatan rapid test untuk pelajar dan mahasiswa harus digratiskan atau tanpa menggunakan biaya “,katanya.
Mahmud, pemerintah harus hadir dan peduli terhadap mahasiswa yang belajar di luar daerah, jangan jadikan rapid test untuk ajang bisnis.
Ia berharap ada kebijakan pemerintah daerah untuk pemeriksaan kesehatan di puskesmas setempat sehingga puskesmas dapat memberikan surat keterangan kesehatan agar adik-adik mahasiswa pulang dengan cepat. (Tim)