Ende_lensatimur.net-net – Sosok Santi Leda Gama, S.Psi, M.Pd menjadi sosok yang sangat familiar di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) karena selain dikenal sebagai owner Butik AleSandra, beliau juga adalah seorang penulis buku yang sudah banyak melahirkan karya.
Pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022 di Tabgha Meeting Room I, Hotel Aston, Jl Gatot Subroto Bandar Lampung telah dilakukan launching buku karya beliau yang berjudul “CINTA SANG PUAN”.
Adapun hal yang menginspirasi penulis dalam melahirkan buku CINTA SANG PUAN ini ialah karena didorong oleh sebuah moto yakni Menjadi Perempuan yang Berbudaya dan Berkarakter di Tengah Tantangan Zaman Modernisasi.
Wanita Kelahiran Maumere, 11 Juni 1982 menjelaskan bahwa buku Cinta Sang Puan 75% mengulas tentang koleksi Tenun ikat NTT yang ada di Butik AleSandra dan 25% lainnya adalah ungkapan hati buat suami yang berada di balik layar kesuksesan saya dalam merintis usaha butik ini.
“Saya merasa beruntung karena Tuhan telah memberikan seorang pendamping hidup yang juga sangat mencintai budaya,” ujarnya.
Buku ini sebuah Katalog bergaya narasi, bukan Katalog biasa berdasarkan makna verbal.
Ibu yang murah senyum ini menuturkan bahwa CINTA SANG PUAN adalah Buku ke – 5 yang saya luncurkan. Buku ini pula menjadi buku pertama saya setelah menikah.
Memang ada jarak atau jedah waktu yang cukup lama antara buku keempat dan buku kelima ini. Hal ini dipengaruhi oleh kesibukan dan aktivitas saya yang cukup padat sehingga sempat tertunda menuliskan buku ini.
“Saya bisa luangkan waktu menulis buku ini di malam hari saat sunyi ketika suami dan anak-anak sudah tertidur. Tidak mudah menuangkan semua ide serta buah pikiran di atas kertas jika tidak mendapatkan waktu yang aktif di siang hari. Seorang Penulis butuh mood yang baik untuk bisa menulis sebuah karya yang berkualitas,” Imbuhnya.
Perempuan Lulusan Magister Pendidikan Sanata Dharma menegaskan bahwa buku Cinta Sang Puan merupakan sebuah perjalanan spiritual dirinya saat berubah profesi dari yang sebelumnya berada di Dunia Kampus menjadi Dosen, dan setelah menikah dirinya resign, lalu membuka usaha sebuah butik kecil jualan Tenun Ikat NTT. Ini semua karena karena saya sangat mencintai fashion budaya dari bahan tenunan.
“Aku sangat bersyukur karena usaha ini didukung penuh oleh suami tercinta. Pilihan judul buku CINTA SANG PUAN adalah wujud dedikasi dan bukti cinta saya terhadap Tenun Ikat NTT,” tuturnya
Lebih jauh Ibu tujuh anak ini menuturkan bahwa dirinya ingin memperkenalkan Tenun ikat NTT lebih luas melalui karya buku ini. Hal ini saya dedikasikan untuk masa depan generasi muda NTT agar tidak hilang jejak karakter budayanya dan tidak mudah terbawa arus budaya barat.
“Buku kecil ini bisa menjadi Sejarah untuk anak dan cucu nantinya,” tegas Santi Leda.

Istri Ir. Alexander Leda, ST, MT yang adalah Kepala BBWS Mesuji Sekampung Lampung ini ingin mengajak kaum Perempuan di NTT serta masyarakat NTT umumnya untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Tenun ikat.
“Buku ini gambaran dari sebuah mahakarya bagaimana perjuangan tangan-tangan terampil menghasilkan sebuah nilai budaya dengan rasa cinta pada setiap helai kain tenun. Kita patut menghargai, karena ada pengorbanan besar ibu-ibu di desa-desa yang mencukupi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak – anaknya hanya dengan menenun,”pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara saat Launching buku “CINTA SANG PUAN” adalah Dr. Lusia Adinda Leburaya, S.Pd, MM (Ketua Dekranasda NTT Periode 2008-2013 dan 2013-2018), Dr. Fitri Daryanti, S.Sn, M.Sn (Dosen Pendidikan Bahasa dan Seni UNILA) dan Agustinus Tetiro, S Fil.,(Koordinator Forum Wartawan NTT Dunia)
Alasan saya memilih mereka, karena itu sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pertama, Ibu Lusia sebagai Pioner Tenun ikat NTT semasa beliau menjadi Istri Gubernur NTT 2 Periode dan 10 tahun menjadi Ketua Dekranasda NTT bekerja dalam hening promosikan Tenun Ikat NTT.
Kedua, Ibu Fitri Daryanti sebagai Dosen Pendidikan Bahasa dan Seni tentu punya sudut pandang berbeda bisa membedah buku ini dari aspek seni dan gaya bahasa dalam buku ini. Saya membutuhkan saran dan kritiknya untuk memperkaya buku katalog ini.
Ketiga, Bro Gusti Tetiro sebagai Moderator yang sangat paham dunia buku karena selain beliau sebagai seorang yang aktif menulis buku di berbagai media cetak dan daring dengan jam terbang tinggi, beliau juga sudah sangat berpengalaman sebagai Moderator Acara Buku.
Perempuan yang sudah lama bergelut di dunia enterpreneur dan penulis ini mengungkapkan bahwa pilihan menjadi penulis itu adalah sebuah pilihan yang berani karena dari segi financial, masyarakat umumnya tidak tertarik menjadikan profesi penulis sebagai sebuah pekerjaan yg bisa menjanjikan kesejahteraan secara ekonomis.
“Menjadi Penulis adalah sebuah Dedikasi untuk jejak-jejak keabadian dalam karya tulisan seseorang menjadi sejarah di masa dan waktu yang panjang. Untuk itu Jadilah Penulis yang berkarakter agar tulisan-tulisan kita bernilai dan memberi inspirasi bagi banyak orang,” pintanya.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete