Mbay_lensatimur.net – Padat karya merupakan kegiatan pembangunan yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.
Penciptaan lapangan kerja yang banyak sangat diperlukan untuk menyerap penumpukan pengangguran di berbagai pelosok Negeri, Oleh karena itu pada tahun 2015 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan program dengan nama ‘Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja’, yang ditindak lanjuti oleh seluruh kepala daerah melalui beberapa skema anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat.
Kabupaten Nagekeo, sejak tahun 2020 Pemerintah Daerah sudah melakukan kegiatan padat karya dengan anggaran BTT Murni maupun BTT hasil refocusing. Di tengah situasi pandemi C.19, Bupati Nagekeo bersama DPRD Nagekeo gencar melakukan pemulihan ekonomi masyarakat. Melalui program padat karya, masyarakat mendapat 2 keuntungan sekaligus, yakni mendapat pundi pundi rupiah melalui Biaya Harian Orang Kerja atau HOK dan manfaat dari sarana yang dibangun seperti jalan usaha tani maupun saluran pengarah air.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nagekeo, Aurelius Assan menjelaskan maksud dari pelaksanaan program padat karya ini adalah agar terbentuknya persamaan persepsi dalam pelaksanaan padat karya infrastruktur.
“Melalui program padat karya, dapat menekan angka pengangguran, setengah penganggur dan masyarakat miskin. Selain itu untuk memupuk rasa kebersamaan dan gotong royong, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas pengembangan masyarakat ke arah yang lebih baik dan menumbuh kembangkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat”, ujarnya.
Kepada media ini, Aurelius Assan menjelaskan bahwa tahun 2021 terdapat 16 kelompok P3A yang mendapat sentuhan padat karya dengan masing masing mendapat anggaran sekitar 200 sampai 250 juta rupiah. Dari total anggaran sebesar itu, sudah mencakupi semua pembiayaan baik itu HOK, material lokal maupun non lokal serta administrasinya.
“Utk thn 2021,alokasi dana PK sebesar 4,5 M yg bersumber dari dana BTT melalui pergeseran anggaran dari BTT ke belanja SKPD. Total pagu Dana BTT 2021 sebesar Rp. 11.716.205.000” Kata Herri Assan
Bupati Nagekeo, dr Johanes Don Bosco Do mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur pertanian di Irigasi Teknis Mbay akan selesai dibangun tahun 2023. Mulai dari Jalan Usaha Tani maupun saluran- saluran air dari primer hingga sub tersier semuanya akan selesai tahun 2023.
“Ini menjadi target kita bersama, dan saya sebagai Bupati serius dalam urusan ini. Kalau seluruh infrastruktur pendukung pertanian sudah dibangun secara baik, maka ada semangat baru yang tumbuh dari dalam diri petani itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat memperoleh hasil yang maksimal”, ucapnya.
Hal pendukung lain yakni akses jalan ke lokasi – lokasi produksi. Mengingat waduk Mbay akan dikerjakan tahun 2021 hingga tahun 2024, maka pemerintah Nagekeo sudah harus memikirkan dan menyiapkan saluran pengarah air menuju lahan baru sebagai kantong produksi hasil pertanian.
“Akan ada penambahan Daerah irigasi teknis baru seperti di Lambo, Rendu dan Ndora. Dengan demikian pemda sudah harus lebih dahulu memikirkan sarana pendukung lainnya seperti jalan tani dan saluran di daerah irigasi tekhnis yang baru tersebut”, papar Bupati Don saat menghadiri lounching padat karya tahun 2021 yang berlokasi di KM 2.4 Kanan Desa Maropokot Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo.
Lebih Lanjut Bupati Don juga menyampaikan , kesanggupannya untuk menyelesaikan semua pekerjaan saluran di irigasi teknis Mbay pada tahun 2023 mengingat dua tahun ke depan Nagekeo mendapat anggaran sebesar 200 M lebih dari bank dunia.
“Tahun 2022 kita akan dapat alokasi anggaran dari Bank Dunia sebesar 74 M dan 130 M di tahun 2023. Anggaran sebesar itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur pertanian”, katanya.
Ketika waduk mbay dibangun, maka Pemda Nagekeo wajib menyiapkan sarana pengarah air seperti saluran – saluran menuju ke tempat produksi pertanian. Target saya tahun 2023 harus bisa selesai, saya serius dalam menyelesaikan pekerjaan ini.
Di kesempatan yang sama, Ketua P3A KM 2.4 Kanan, Wilibrodus Dhoi juga memberikan apresiasi atas program padat karya dari pemerintah pusat maupun daerah. Willi mengakui bahwa semenjak pandemi C.19 melanda dunia, secara umum masyarakat kehilangan banyak pekerjaan maupun penghasilan, hampir di semua sendi kehidupan mengalami permasalahan akibat dari pandemi covid19.
“Puji Tuhan melalui program padat karya dan beberapa skema bantuan dari pemerintah dapat memperbaiki secara perlahan kondisi ekonomi masyarakat”, imbuhnya.
Menurut Willi, di kelompok P3A yang diketuai oleh dirinya sudah mendapat 2 program padat karya yakni tahun 2020 dan 2021. Total areal sawah di KM 2.4 kanan 113.50 Ha dengan panjang saluran tersier 1800 m.Yang sudah dikerjakan permanen 1300.
“Harapan kami tahun ini bisa selesai semuanya”,pintanya.
Selain Infrastruktur pertanian, Willi juga berharap agar pemda Nagekeo juga bisa memperhatikan kebutuhan para petani seperti : Alsintan, bibit unggul dan pupuk; karena 3 hal tersebut merupakan sarana pendukung tercapainya hasil panen dengan baik.
“Kalau saluran jalan tani dan saluran air sudah bagus, tinggal alsintan bibit dan pupuk saja, karena itu juga penting. Tapi intinya pupuk, karena selama ini susah sekali untuk medapatkan pupuk”, tutupnya.
Penulis : Bambang N
Editor : Efrid Bata