Ende_lensatimur.net– Universitas Flores Ende melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU (memorandum of understanding) dengan Pemerintah Desa Detusoko Barat, menjadi sebuah terobosan baru yang mengkolaborasikan dua unsur yakni sumber literasi pengetahuan yang dimiliki kampus dan desa sebagai basis aplikasi kegiatan pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kegiatan Penandatanganan Nota Kesepahaman ini berlangsung di Kantor Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende, Rabu, 24/02/2021; dan dihadiri oleh Ketua Yayasan Universitas Flores beserta jajarannya, pihak Pemerintah Desa, BPD, Tokoh Adat, Kelompok Sadar Wisata (Darwis) serta Masyarakat Desa Detusoko Barat.
Ketua Yayasan Universitas Flores, Laurentius D. Gadi Djou; ketika memberikan sambutan mengatakan bahwa, pemberdayaan masyarakat desa menjadi sesuatu yang sangat mendasar, karena kuncinya adalah kerjasama dan kerja keras. Pada hakekatnya, Universitas Flores mendukung penuh serta siap berkerjasama dengan pemerintah desa dan masyarakat Detusoko Barat untuk pemberdayaan masyarakat Desa.
“Universitas Flores Ende memiliki 7 Fakultas dan 16 Program Studi. Kami selalu siap untuk mendukung penuh aneka program di Desa, sesuai dengan program pemberdayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan di Desa”, Ujar Lory Gadi Djou.
Lory Gadi Djou menegaskan, jangan selalu memprioritaskan uang sebagai hal yang utama dan pertama, Uang itu belakangan. Hal yang paling utama adalah bagaimana kita membagi ilmu (mentransfer knowledge). Di Sinilah pentingnya kolaborasi antara desa dan Universitas Flores agar saling bersinergi satu dengan yang lainnya.
Dari Kolaborasi ini ada dua hal yang bisa kita dapatkan yakni koin dan poin. Semakin banyak pengabdian kepada masyarakat, maka poin untuk kami dalam hal akreditasi semakin meningkat, dan ini sudah benar – benar menjalankan amanah sebagai “Kampus Merdeka”. Di sisi lain, kekuatan literasi pengetahuan yang dimiliki masyarakat kampus sebagai masyarakat intelektual saat menjalankan studi lapangan bersama masyarakat, guna melakukan pemberdayaan; maka secara tidak langsung telah memberikan sesuatu yang baru bagi masyarakat, khususnya bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Saat ekonomi masyarakat meningkatkan maka koin dengan sendirinya naik.
“Sesuatu yang hebat itu ada di lapangan dan di Lapangan- lah kita ditempa untuk menjadi orang – orang yang hebat dan pintar” tutur Lory.
Sementara itu Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu menuturkan bahwa desa Detusoko Barat memiliki Visi : Menjadikan Detusoko Barat Berkarakter Lokal, berdaya saing secara ekonomi dan Kemandirian Berbasis Pertanian dan Ekowisata dengan mengedepankan teknologi dan informasi.
“Implementasi Visi ini sudah tertuang dalam RPJMDES, RKPDES dan APBDES Desa. Program kita sudah ada grand design menuju desa wisata. Kami memiliki program, 1 Sao Ria 1 produk, 1 Dusun 1 Paket Wisata” beber Nando Watu.
Kehadiran Univeristas Flores Ende, tentunya sangat membantu kami dalam peningkatan skill dan pengetahuan, terutama dalam menjalankan program berbasis pertanian dan Pariwista. Dengan demikian kontribusi dari Universitas Flores sangatlah penting untuk pendampingan program kami di desa.
Hari ini menjadi moment penting dan bersejarah bagi kami masyarakat Desa Detusoko Barat, di mana dengan adanya Pendatanganan MoU antara desa dan Univeritas Flores Ende ini, sesungguhnya adalah wujud komitment di mana, desa membutuhkan Stakahokder lain untuk pendampingan di Desa.
Secara terpisah, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdariwis) Nira Neni Desa Detusoko Barat, Stanislaus satu,
Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pihak Universitas Flores Ende yang sudah mau keluar dari zona nyaman untuk terjun langsung ke masyarakat. Inilah istilah kampus tanpa dinding, sebuah pengabdian kepada masyarakat dengan aneka program yang hemat kami orang desa itu sangat diperlukan.
“Kami memiliki 20 – an rumah besar dan sebagai masyarakat serta tokoh masyarakat yang ada, kami senantiasa siap untuk bekerja sama” tutup Stanislaus.
Penulis : Elthon Rete
Editor : Efrid Bata