Ende_lensatimur.net – Stunting merupakan permasalahan bersama tidak hanya pada sektor kesehatan. Untuk menurunkan angka stunting, Pemerintah telah melakukan upaya intervensi spesifik yang dilakukan sebelum dan saat kehamilan.
Mentransformasi sistem kesehatan salah satu upaya untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Selain dilakukan pada sistem pelayanan kesehatan yang ditunjukkan pada enam pilar transformasi kesehatan, kementerian kesehatan juga melakukan transformasi internal guna mendukung pelaksanaan perubahan besar.
Demikian hal tersebut dikatakan Kadis Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari saat kegiatan gerakan cegah stunting melalui aksi bergizi pemberian TTD remaja putri, promosi isi piringku dan vaksinasi bersama kelompok masyarakat yang dilaksanakan di desa Nanganesa kecamatan Ndona, Jumat (20/10/2023).
Kadis Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari mengatakan bahwa salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten Ende melalui dinas kesehatan yakni dengan mendeteksi masalah gizi dan menangani kasus gizi.
“Apabila saat mendeteksi ditemukan masalah, maka sesegera mungkin dilakukan pencegahan agar dapat meminimalisir kasus gizi buruk dan stunting”, ujarnya.
dr. Aries juga menyampaikan data prevalensi stunting Kabupaten Ende pada tahun 2023 sebesar 6,8 persen atau sebanyak 1.241 kasus stunting mengalami penurunan dari 8,9 persen atau 1.749 kasus pada tahun 2022.
“Untuk Kecamatan Ndona mengalami peningkatan dari 56 balita stunting naik menjadi 110 balita stunting pada tahun 2023. Namun yang menjadi keprihatinan adalah terdapat jumlah stunting sebanyak 79 balita yang merupakan kasus baru”, ungkapnya.
Dia menambahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Ende mencatat terjadinya 6 kasus kematian ibu yaitu Puskesmas Maukaro (1 kasus) , Puskesmas Maurole (2 kasus), Puskesmas Nangapenda (1 kasus), Puskesmas Ndetundora (1 kasus) dan Puskesmas Riaraja 1 (1 kasus) sedangkan kasus kematian bayi sebanyak 18 kasus.
“Diharapkan kerjasama lintas sektor untuk terus bersama-sama mengawal program integrasi layanan primer ini sebagai upaya preventif dan promotif untuk mencegah kematian ibu dan anak”, pintanya.
Sementara itu Bupati Ende, Djafar Achmad dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kadis Kesehatan Kabupaten Ende serta seluruh jajaran yang telah melakukan berbagai kegiatan dalam upaya untuk menurunkan angka stunting di kabupaten Ende.
Dengan kinerja tim percepatan penurunan stunting yang tersebar di seluruh kecamatan, sesungguhnya mampu menurunkan angka stunting mencapai 6,8 persen.
“Ini sebuah prestasi sekaligus keberhasilan dalam hal menurunkan prosentase angka stunting di Kabupaten Ende”, tandasnya.
Ia menekankan kepada para kepala puskesmas untuk memperhatikan kondisi ibu dan bayi agar mencegah stunting dan gizi buruk pada anak. Selain itu keberadaan dokter, para medis dan fasilitas kesehatan lainnya harus memadai.
“Gerakan stunting merupakan tugas dan tanggung jawab bersama semua elemen. Mari kita bergotong royong mengentaskan stunting di Kabupaten Ende dengan memberikan pasokan gizi dan nutrisi yang cukup untuk ibu dan Bayi Balita”, imbuhnya.
Melalui kegiatan tersebut Bupati Ende, Djafar Achmad dan Kadis Kesehatan kabupaten Ende membagikan nutrisi makanan tambahan bagi anak-anak stunting dan ibu hamil.
Hal ini bertujuan agar Ende bisa bebas stunting dan menciptakan kader generasi Kabupaten Ende yang sehat dan cerdas.
Penulis : Elthon Rete
Editor : Efrid Bata