Ende_lensatimur.net – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Nusa Bunga menyambut hari Jadi Aman yang ke 22 dengan melakukan aksi solidaritas kepada masyarakat yang terdampak Covid 19 di Kota Ende dengan memberikan bantuan berupa ubi, beras dan pisang yang dikumpulkan AMAN Nusa Bunga dari masing komunitas PD yang ada di wilayah Nusa Bunga.
Ketua AMAN Nusa Bunga, Philipus Kami; ketika melakukan konferensi pers kepada sejumlah awak media di kantor Sekretariat AMAN Nusa Bunga yang terletak di jalan udayana Ende Flores NTT, Rabu, 17/03/2021; mengatakan bahwa pada hari ini PD – PD Aman yang ada di Nusa Bunga bersama seluruh masyarakat yang terdiri dari kaum buruh, tani dan nelayan merayakan hari ulang tahun AMAN yang ke 22 sekaligus Hari Kebangkitan Masyarakat Adat dengan memiliki satu niat dan spirit yang sama yakni bersatu memerangi covid 19 melalui penguatan ketahanan pangan di Masing-masing komunitas PD Aman yang ada di wilayah Nusa Bunga.
Philipus menambahkan semenjak setahun lalu negeri kita dilanda bencana covid 19, AMAN Nusa Bunga sudah banyak berperan membantu pemerintah Daerah terutama dalam hal meminimalisir penyebaran covid 19. Selain memberikan bantuan berapa alat pelindung diri, AMAN Nusa Bunga juga gencar memberikan edukasi kepada masyarakat seperti : Membangun kesadaran masyarakat akan bahaya virus covid 19 dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, serta Memperkuat ekonomi dengan membangun ketahanan pangan sehingga di masa pandemi covid seperti sekarang ini, kehidupan ekonomi masih bisa diselamatkan.
“Akibat bancana Covid 19, banyak dari saudara – saudara kita yang kehilangan pekerjaan akibat adanya pemutusan hubungan kerja dari perusahaan atau kantor di mana mereka bekerja. Dampak dari PHK tersebut, mereka menganggur dan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat, untuk itu AMAN Nusa Bunga tetap menjadi Garda terdepan dalam memberikan bantuan untuk meringankan beban hidup mereka”, ujar Philipus.
Lanjut Ketua AMAN Nusa Bunga ini, membangun solidaritas diantara masyarakat adat dengan anak manusia lainnya, menjadi sangat penting dan menjadi sebuah keutamaan di tengah bangsa kita mengalami bencana covid 19 seperti sekarang ini. Dari kondisi itu maka AMAN Nusa Bunga sangat gencar melakukan kampanye untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid 19 melalui edukasi hidup sehat serta membangun ekonomi dengan penguatan ketahanan pangan bagi masyarakat adat, sehingga ekonomi tetap hidup.
“AMAN Nusa Bunga memiliki tiga fungsi utama yakni : Berdaulat Secara Politik, Mandiri secara Ekonomi dan Bermartabat secara Budaya. Berdasarkan hal tersebut, AMAN Nusa Bunga sangat konsisten untuk senantiasa mengaktualisasikan konsep pemikiran ini dalam konteks pembangunan, ekonomi dan budaya”, tutur Philipus.
Sementara itu, dalam rangka menunjang program dan kerja – kerja AMAN ke depan, maka AMAN mendorong anggota masyarakat adatnya agar mempunyai perwakilannya baik di pemerintahan maupun di DPR, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat adat secara keseluruhan bisa terakomodir dan dipenuhi hak – hak dasarnya.
Secara tegas Philipus Kami mengatakan bahwa AMAN pada hakekatnya berjalan berdasarkan pijakan regulasi yang benar sesuai amanat Undang- Undang Dasar 1945 Pasal 18 B ayat 2 yang berbunyi : Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat serta hak – hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.
“AMAN bukan hanya sekedar tari – tarian atau pun lagu lagu budaya saja, tetapi lebih dari pada itu mencakup multidimensi seperti : teritorial adat, tata ruang adat, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, maupun peradilan adat”, tandas Philipus.
Hari ini AMAN Nusantara genap berusia 22 tahun. Philipus Kami mengharapkan agar AMAN Nasional maupun AMAN Nusa Bunga tetap eksist dan selalu menjadi Garda terdepan dalam membela dan memperjuangkan hak – hak dasar masyarakat adat di wilayah Nusantara umumnya maupun di Nusa Bunga khususnya.
“Selain itu, AMAN mendesak Presiden dan DPR RI agar segera mesahkan undang – undang masyarakat adat sehingga masyarakat adat memiliki pengakuan yang utuh di wilayah NKRI”, tutup Philipus.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete