Ende_lensatimur.net- Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Kabupaten Ende, Rabu, 21/10/2020; menggelar Coffee Morning di Kaki Lena Hills Cafe and restaurant bersama Insan Pers yang bertugas di Bumi Kelimutu Kota Pancasila. Coffee Morning yang dikemas secara sederhana dan penuh kekeluargaan ini, menjadi sebuah awal yang baik dalam mendukung kerja – kerja Badan Karantina Pertanian Ende Ke depan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), salah satu sektor yang paling besar menyumbang ekspor adalah sektor pertanian. Komoditas yang menjadi penyumbang devisa dan ekspor dari Indonesia adalah disektor holtikultura, perkebunan, dan hasil hewan.
Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki beberapa program strategis dalam menggenjot produk ekspor dari komoditas pertanian. Salah satu programnya yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Kementan telah merilis sepuluh komoditas pertanian ekspor di antaranya : kelapa, lada, kakao/mete, sarang burung walet, porang, manggis, kubis, wortel, dan mangga.
Pada intinya Badan Karantina Pertanian Ende sangat mendukung program Gratieks tersebut di atas. Karantina Pertanian Ende terus menggalang kegiatan dengan melakukan sosialisasi berbagai potensi pertanian dan sumber daya yang ada sebagai barang laik ekspor. Di antara sepuluh komoditas yang di ekspor terdapat tujuh komoditas yang ada dan dimilikiPulau Flores dan Lembata, yaitu kopi, kelapa, porang, kakao, mete biji dan kopra.
Berdasarakan data Iqfast (Indonesia Quarantine Full Automation System), sebanyak 46,6 ton kopi, 775,07 ton kopra, 476 ton kelapa bulat, 10 ton kelapa bungkil, 610 ton kakao,ede, dan 59 ton porang yang dilalulintaskan dari Ende menuju Pulau Jawa dan Sulawesi. Data ini diperoleh pada periode Januari – September tahun 2020.
Berdasarkan potensi tersebut Kepala Stasiun Badan Karantina Kelas II Pertanian Ende, Konstan mengatakan bahwa pihak Karantina Pertanian seyogyanya selalumendukung penuh progam Gratieks tersebut. Kita langsung turun ke lokasi desa – desa yang memiliki komoditas pertanian unggulan lokal yang memiliki nilai potensi ekspor di pulau flores. Kemudian kita selalu berkoordinasi dengan pengusaha dan instansi setempat.
Konstan menambahkan bahwa ada 11 (sebelas) desa penyumbang Komoditas unggulan pertanian, yang tersebar di 4 (empat) Kabupaten di Flores. Penyebarannya adalah sebagai berikut : Kabupaten Ende, di desa Ria Raja dengan Komoditas kakao, dan desa Eko Ae dengan komoditas jambu mete. Di kabupaten Nagekeo yaitu desa Mbae nua Muri dengan komoditas kelapa, desa Kota Wuji Barat komoditasnya Kakao dan desa Jawapogo dengan komoditas unggulannya cengkeh.
Di kabupaten Ngada, sebaran desa yang memiliki komoditas unggulan antara lain : desa wae, desa sobo dan desa Were 1, yang mana semua desa tersebut komoditas unggulannya adalah Kopi. Sedangkan di kabupaten Sikka 3 desa yang memiliki komoditas unggulan yaitu desa Nangahale dengan komoditas kelapa, desa Rubit dengan komoditas cengkeh dan desa Nita dengan komoditas kakao.
Konstan pun berharap agar dengan program gratieks ini bisa mendorong petani Flores agar lebih proaktif, produktif dan inovatif dalam menguatkan sektor pertanian dan peternakan sehingga berdampak pada roda perekonomian masyarakat Flores, tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian Ende, Marianus Alexander di kesempatan ini menyampaikan bahwa ketika berbicara tentang pertanian maka hal ikhwal yang harus dibenahi adalah berkaitan dengan proses maupun sistem dan mekanisme kegiatan dari hulu ke hilir secara baik dan benar dengan tetap mengutamakan keberpihakan kepada petani kecil dan kesejahteraan mereka. Lebih dari pada itu adalah bagaiamana kita membangun budaya kerja kepada para petani agar produktivitas hasil dan kreativitas serta inovasi hasil pertanian menjadi faktor utama dalam program Gratieks ini. Dengan ini kesejahteraan petani pasti akan lebih baik karena telah memenuhi standar baku, ucapnya.
Lebih Lanjut Alex mengharapkan agar pihak Dinas Pertanian Kabupaten Ende selalu melakukan budidaya tanaman dengan teknologi tepat guna agar budidaya tanaman pertanian, baik hortikultura, tanaman pangan dan lain sebagainya memiliki mutu dan kualitas yang baik.
Upaya untuk menghasilkan produk Pertanian yang bermutu, maka perlu adanya sebuah intervensi pada sumber daya manusia dan sumber daya buatan agar mampu menunjang dan mendukung sebuah capaian hasil yang baik dan berkualitas.
Dengan demikian yang perlu didorong adalah peran serta dan keterlibatan dari semua pihak agar pro aktif dan partisipatif dalam memajukan perekonomian petani di wilayah Flores khususnya kabupaten Ende. (LT/Tim)