Ende_lensatimur.net – Kami hanya Berteman Lampu Pelita, Mungkinkah Program Indonesia Terang Bisa Sampai di Detuwulu Ende? Ini adalah sebuah pertanyaan yang terus terpatri di hati masyarakat desa Detuwulu Kecamatan Maurole Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan makna kemerdekaan yang hakiki.
Ini bukan sebuah pertanyaan Fatamorgana, tetapi ini adalah sebuah realita yang menjadi kerinduan masyarakat desa Detuwulu akan adanya listrik sebagai sumber penerangan.
Desa Detuwulu adalah salah satu desa dari tiga belas desa yang ada di kecamatan Maurole yang hingga 77 tahun Indonesia merdeka belum dapat menikmati Listrik sebagai sumber cahaya dan penerangan.
Listrik adalah kebutuhan yang sangat vital dalam seluruh dimensi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan listrik mengambil peran yang sangat dominan dalam seluruh aktivitas hidup dan pekerjaan manusia dewasa ini. Tanpa listrik segala sesuatu menjadi hampa.
Hal itu bisa kita lihat dari manfaat dan kegunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari, yakni selain sebagai penerangan juga digunakan untuk komunikasi dan teknologi informasi, serta transportasi dan lain sebagainya.
Kepala Desa Detuwulu, Don Bosko Kami yang ditemui media ini di sela – sela kegiatan dinasnya di Ende Rabu, 18/05/2022 mengatakan bahwa semoga program Indonesia Terang yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo juga bisa dirasakan dan dinikmati oleh warga Desa Detuwulu.
“Kami sangat merindukan penerangan listrik. Sudah 77 tahun kami gunakan lampu pelita untuk penerangan malam hari. Bagi kami lampu pelita adalah teman yang bisa membantu aktivitas kami di malam hari”, ucapnya.

Lanjut Kades Don Bosko, hal yang sangat memprihatinkan ketika anak- anak sekolah mau belajar di malam hari, khususnya anak anak SD yang saat ini mau ikut Ujian terkahir harus menggunakan apa adanya yakni lampu pelita.
“Sebuah keadaan yang memang mengharuskan kami warga Desa Detuwulu untuk tetap tabah menjalani apa yang belum bisa kami miliki yakni listrik”, tuturnya.
Bila bicara potensi ekonomi, Desa Detuwulu memiliki potensi yang sangat luar biasa, baik dari sisi hasil pertanian berupa kemiri, kakao maupun minuman khas Ende Lio yakni moke Detuwulu.
“Bagi kami perekonomian tidak bisa digerakkan secara maksimal di kala ketiadaan listrik sebagai sumber penerangan dan energi”, ujarnya.
Kami juga sudah menyampaikan keluh kesah kami ini, baik di musrenbangcam maupun proposal yang ditujukan kepada Pemda Ende dan juga Pihak Manajemen PLN Flores Bagian Barat agar Desa Detuwulu bisa mendapatkan jaringan listrik.
“Kami hanya bisa menunggu, semoga perhatian Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten mampu menjadi jembatan yang mengakomodir harapan dan kerinduan kami akan listrik”, tutupnya.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Ree