Ende_lensatimur.net – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia menggelar acara Sales Mission Desa Wisata yang berlangsung dari tanggal 2-4 Juni 2022 di Hotel Aston Bogor Jawa Barat.
Dalam rilis yang diperoleh media ini, Minggu, 05/06/2022 dari Kades Detusoko Barat, Ferdinandus Watu mengatakan bahwa ‘Sales Mission’ yaitu misi penjualan dan Pemasaran Desa wisata Indonesia yang berkelanjutan.
Kegiatan bergensi ini diikuti oleh para seller Desa Wisata se – Indonesia dan Buyer.
Desa Detusoko Barat menjadi The Most Seller untuk ajang bisnis Presentasi Desa Wisata dalam acara Sales Mission Desa Wisata misi penjualan dan Pemasaran Desa wisata Indonesia yang berkelanjutan.
Kades Detusoko Barat, Ferdinandus Watu adalah satu satunya utusan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merasa senang dan bangga karena terpilih dari ribuan Desa Wisata di seluruh Indonesia yang dipilih oleh Kementerian Pariwisata untuk terlibat dalam acara sales mission ini.
“Saya senang dan bangga karena bisa menjual desa wisata yang unik dan menarik dari detusoko, serta dapat mempresentasikan aneka atraksi dan produk wisata Desa kepada para buyer (pembeli) secara Langsung,” ujarnya.
Ini sungguh moment langkah dan istimewa, karena selain dinilai oleh para juri dan buyer dengan aneka kriteria, juga terkait persiapan konten dan tool yang digunakan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah publik speaking.
“Dalam kesempatan ini, kami juga mendapat aneka masukan dan saran dari para buyer agar produk wisata kita sejalan dengan keinginan dan kebutuhan pasar,” Pungkasnya.
Dalam presentasinya Nando, demikian Kades Muda Detusoko Barat ini biasa disapa menjelaskan bahwa dalam misi penjualan desa wisata, desa Detusoko Barat sebagai desa wisata tidak bisa berdiri sendiri namun harus terintegrasi dan terkoneksi dengan sesama desa wisata dan juga dengan destinasi wisata utama ketika ke flores, yakni Komodo dan Kelimutu.
Di acara sales mission ini tidak hanya Detusoko dan wisata Kelimutu yang kami tampilkan, tetapi desa – desa wisata di Ende juga seperti Wolotopo, , Wologai, Pemo, Waturaka, Moni, Woloara dan Nggela. Selain itu juga wisata Historis-Ideologis napak Tilas bungkarno ketika di Ende (Citty Tour).
“Hal ini penting untuk menjadikannya dalam satu paket atraksi wisata 4 hari 3 malam, 3 Hari 2 malam untuk mendapatkan pengalaman wisata di Ende secara Utuh dan sempurna,” tuturnya.
Nando Watu menuturkan desa wisata kita tidak bisa berdiri sendiri, harus ada konektivitas atraksi wisata ketika ke Flores.
“Saya merasa moment sales mission ini sangat mahal dan bermanfaat untuk kami Desa wisata, karena kami bertemu langsung dengan sesama pengelola desa wisata, berjumpa langsung dengan para pembeli paket wisata dari berbagai kalangan, ada yang profesional, tour operator, korporasi , event organizer, wedding organizer photografer, dan juga para konsultan,” Jelasnya.
Melalui selles mission ini kita akhirnya tahu apa maunya pasar, apa saja yang mereka butuhkan dan apa yang perlu kami siapkan di lapangan agar paket wisata kita sejalan dengan permintaan pasar wisata nusantata.
Ibu Martini M. Paham, Plt Direktur Pemasaran pariwisata Nusantara kementrian pariwisata dalam sambutannya mengatakan kegiatan seles mision ini baru pertama kita selenggarakan.
“Kami dari kementrian mencoba untuk mempertemukan aneka stakeholder untuk mendukung penjualan desa wisata dengan mempertemuan secara langsung seller dari desa wisata dengan para buyer yang adalah PCO/weding organizer, Event organizer, organisasi, korporasi, bentuk kegiatan berupa persiapan produk yang siap jual, workshop, bisnis forum, visitasi desa wisata, data koleksi dan monitoring tools,” Paparnya.
Plt Direktur menyampaikan bahwa ada 6 desa yang terpilih dalam ajang sales mission, desa wisata.
“Desa – desa tersebut meliputi : Detusoko Barat Ende Flores NTT, Desa Wisata Karang Anyar DI jogja, desa Wisata Terong Belitung, Desa Wisata Mulyaharja Bogor, Desa Wisata Batulayang Cisarua Bogor, dan Desa Wisata Sanankerto Malang,” imbuhnya.
Penyelenggaraan kegiatan sales mision oleh kementrian pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah kelanjutan dari 50 anugerah Desa Wisata Indoensia 2021.
Dalam kegiatan ini, Nando membawakan materi bisnis presentasi “Ecowisata Terpadu Detusoko ” The Authentic Agri-Adventure”
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete