Mbay_lensatimur.net – Menjalani pendidikan di era digital seperti saat ini, sekolah dan orang tua dituntut untuk berpikir kreatif dalam mendukung proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) disekolah.
Sarana Prasarana IT menjadi salah satu faktor terpenting dan utama dalam dunia pendidikan di era 4.0.
Guru, Orang tua dan Komite sekolah harus berperan aktif dalam memikirkan sarana prasarana IT untuk kebutuhan pendidik maupun anak didik.
Hal ini disampaikan Hendrikus Hena, Kepala Sekolah SMPN 2 Keo Tengah Satap di Mbay; Selasa, 19/10/2021.
Menurutnya, salah satu sarana yang sangat urgen dibutuhkan oleh lembaga pendidikan SMPN 2 Keo Tengah Satap adalah Wi-Fi.
Hal ini dirasa penting karena sudah ada program Asesment Kompetensi Minimum (AKM) di sekolah, dan ini merupakan program Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud.
“Untuk melaksanakan program AKM tersebut, maka harus adanya ketersediaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memadai, antara lain seperti jaringan Wi-Fi, komputer atau laptop sebanyak 15 unit , serta perangkat lain seperti internet”, jelas Kepsek Hendrik.
Kepala Sekolah SMPN 2 Keo Tengah
Satap Kabupaten Nagekeo menuturkan bahwa kebutuhan Wi-fi menjadi hal utama dan terutama yang menunjang pembelajaran siswa.
“Beberapa bulan lalu, orang tua siswa dan komite sekolah telah bersepakat untuk melakukan pengadaan jaringan Wi-fi di sekolah”, tuturnya.
Lanjutnya, dalam kesepakatan tersebut pengadaan Wi-fi akan terjawab pada tahun 2022.
“Kepercayaan dan komunikasi (trust & Communication) antara Manajemen Sekolah, Orang tua dan Komite harus terus dibangun terutama dalam kaitannya dengan penggunaan dan pemanfaatan teknologi bagi pendidikan dan peserta didik”, tegasnya.
Dia menggambarkan kondisi siswa maupun tenaga kependidikan yang ada di Lembaga Pendidikan SMPN Satap Keo Tengah yakni terdiri dari 92 orang siswa, lima (5) orang guru PNS, dan delapan (8) orang guru honorer. SMPN 2 Keo Tengah Satap siap bersaing dengan sekolah lain dalam hal kompetensi.
SMPN 2 Keo Tengah Satap,
hanya memiliki 2 komputer untuk kepentingan administrasi sekolah dan bila digunakan untuk kepentingan pelatihan simulasi Asesment Kompetensi Minimum (AKM) tidaklah efektif.
“Untuk pelatihan simulasi AKM, para siswa harus berjuang untuk meminjam laptop dari sekolah lain ataupun teman guru”, ungkapnya
Sementara itu, Ketua Komite SMPN 2 Keo Tengah Satap, Benediktus Yoseph Jimi Mura ketika dihubungi via telpon, mengatakan, SMPN 02 Keo Tengah Satap telah berusia 9 tahun, dengan mutu pendidikan standar karena belajar tanpa didukungan fasilitas IT yang memadai.
“Saat melaksanakan Asesment Kompetensi Minimum (AKM) SMPN 2 Keo Tengah Satap harus pinjam sarana IT SMA 2 Keo Tengah” ucapnya.
Dia mengakui memang kebutuhan akan laptop/ komputer serta Wi-fi menjadi kebutuhan vital yang harus segera dipenuhi sekolah SMPN 2 Keo Tengah Satap.
“Berdasarkan kesepakatan orang tua murid, komite dan pihak sekolah bahwa benar pengadaan Wi-fi menjadi satu dari sekian banyak kebutuhan yang harus menjadi prioritas pengadaan”, imbuhnya.
Penulis : Bambang N
Editor : Efrid Bata