Mbay_lensatimur.net – Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do, M.Kes, bersama Ketua TP. PKK Kabupaten Nagekeo, dr. Yayik Pawitra Gati, lakukan kunjungan kerja di Desa Mauara, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo; Jumad, 30/04/ 2021.
Dalam kunjungan tersebut Bupati Don didampingi Kadis Pertanian Oliva Mogi, Kabid SDA PUPR Primus Nuwa, Camat Keo Tengah Hildegardis Mutakasi, dan Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Nagekeo Pappy Abraham Hensontian.
Kunjungan Bupati Nagekeo di Kecamatan Keo Tengah, selain mau meninjau kebun sayur milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Bersama juga melakukan penanaman anakan cabai.
Di sela sela kegiatan tersebut, Bupati Don mengajak dan menyarankan para anggota kelompok tani dan masyarakat Desa Mauara untuk segera membentuk lembaga koperasi.
“Sudah saatnya bentuk koperasi. Nanti akan dibantu oleh Dinas Koperindag UMKM. Untuk mendirikan Koperasi sekarang gampang, 7 orang saja sudah bisa bentuk koperasi”, Ujar Bupati Don.
Bupati Don menyampaikan kepada Kepala Desa Wituromabaua agar pihak pemerintah Desa bisa menyiapkan bibit supaya dibagikan ke setiap rumah.
“Kepala Desa bisa intervensi dengan ADD dari Kabupaten, sedangkan Dana Desa (DD) langsung dari kementrian. Hanya nomenklatur di ADD bukan pengadaan polybag tetapi pembuatan media tanam dan wadahnya. Deskripsi tulisannya harus jelas, sehingga duitnya nanti sebagai upah kerja bagi ibu – ibu yang menghasilkan wadah tadi”, terang Bupati Don.
Dengan demikian, lanjut Bupati Don, proses produksi yang dulu ada pada masyarakat kembali direbut dari tangan kaum kapitalis, dan saatnya kembalikan pada level keluarga dan level individu.
” Kita menggunakan bahan lokal yang akrab dengan kita dan tidak membahayakan lingkungan. Kaum kapitalis atau orang orang orang bermodal yang punya pabrik itu merampas produksi dari nenek, mama dan tanta kita”.Imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Maju Bersama Mauara, Frudentiana Kunda menyampaikan laporan singkat terkait profil kelompok wanita tani tersebut.
“Jumlah anggota saat kelompok awal terbentuk berjumlah 20 orang. Dalam perjalanannya meninggal satu orang, sehingga tersisa 19 orang hingga saat ini. Kegiatan awal kami fokus pada pertanian tanaman sayur yang ternyata mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga kami”, ucapnya.
Lanjut Frudentiana, selain menanam sayuran, kami juga membuat pakan ternak serta pembuatan pupuk bokasi yang juga digunakan untuk tanaman sayuran ini.
Dalam organisasi kelompok ini, kami juga selalu menjalankan agenda rutin seperti rapat bulanan dan kegiatan simpan pinjam dengan modal awal kami ada uang pangkal, iuran, dan KAS Kelompok “, pungkasnya.
Kami juga melakukan pengolahan minyak murni, yakni dengan memanfaatkan hasil kebun yakni kelapa pada tahun 2019 itu menurut kami luar biasa, tahun 2020 tersendat karena efek covid 19 sedikit menurun”.Terang Frudentiana.
Penulis : Bambang N
Editor : Efrid Bata