Ende_lensatimur.net – Kunjungan Kerja (kunker) Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di daratan Flores memiliki makna yang berbeda bagi masyarakat desa Jemburea Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende, Provinsi NTT; Senin, 11/04/2022
Kehadiran orang nomor satu NTT ini di Desa Jemburea, menjadi sebuah moment penuh sejarah, yang mana pada momentum kunker ini dilakukan soft launching minyak goreng kelapa Paumere sebagai minyak goreng substitusi di tengah kelangkaan minyak goreng nasional.
Gubernur Viktor menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada pihak donatur yakni Samdhana Institut yang berkerja sama dengan PD. AMAN Flores Tengah yang telah menyiapkan anggaran dan infrastruktur untuk penguatan ekonomi masyarakat desa Jemburea khususnya kelompok komunitas masyarakat adat Paumere dalam memproduksi minyak goreng kelapa Paumere.
“Minyak goreng kelapa Paumere ini harus kita dukung dan dorong untuk masuk ke pasar, oleh karena itu legalitas produk khususnya terkait izin POM harus diutamakan”, ujarnya.

Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi NTT merespon baik dan positif adanya rumah produksi minyak goreng kelapa Paumere ini.
“Saya mengharapkan agar kelapa – kelapa yang ada di NTT tidak boleh dijual gelondongan keluar, ini harus diproses di daerah atau wilayah yang memiliki potensi kelapa agar bisa mengatasi kelangkaan minyak goreng yang ada”, tuturnya.
Gubernur NTT mengingatkan kepada kelompok atau komunitas masyarakat yang ingin mengembangkan usaha ekonomi, silahkan bekerja sama dengan siapapun termasuk LSM atau NGo.
“Ke depannya saya akan keluarkan instruksi berupa peraturan Gubernur agar kelapa – kelapa yang dihasilkan harus diproses di daerah masing-masing”, tegasnya.
Sementara itu, Penanggung jawab program kegiatan dari AMAN PD Flores Tengah, Lukas Lawa yang ditemui di sela – sela kegiatan menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada pemerintah provinsi NTT dalam hal ini, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat yang sudah berkenan melakukan Soft Launching minyak goreng kelapa paumere.
“Hal ini di luar ekspektasi, bahwa Gubernur bisa berkenan hadir dan melakukan soft launching minyak goreng kelapa Paumere. Ini program kegiatan dari Samdhana Institut yang bekerja sama dengan PD. AMAN Flores Tengah untuk pemulihan ekonomi masyarakat adat di Paumere”, tandasnya.
Lukas menjelaskan bahwa program ini dimulai tahun 2019, namun karena wabah covid 19 yang melanda dunia, maka efektivitas kegiatan baru rutin dilaksanakan pada tahun 2021. PD AMAN Flores yang bekerja sama dengan Samdhana Institut mendapatkan bantuan dana sebesar
Rp. 400.000.000, (empat ratus juta rupiah) untuk kegiatan produksi minyak goreng kelapa Paumere.
“Angggaran ini diprioritaskan untuk pengadaan mesin produksi, wadah kemasan dan label serta penguatan kapasitas dan SDM anggota kelompak masyarakat adat Jemburea melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) agar terampil dan profesional”, paparnya.
Dana Dedicated Grant Mechanism (DGM) Indonesia dirancang untuk meningkatkan kemampuan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal (MAKL) agar terlibat penuh dalam memastikan hak dan akses hutan dan lahan serta mendapatkan peluang mata melalui pencaharian penghidupan dari pengelolaannya secara lestari.
“Dana DGM sendiri merupakan dana isu pemanasan global yang diperuntukkan bagi 9 (sembilan) negara di dunia, termasuk Indonesia”, imbuhnya.
Lukas menambahkan bahwa mekanisme produksi minyak goreng kelapa Paumere ini dimulai dari kelapa diambilkan daging buahnya, kemudian diparut menggunakan mesin lalu diperas, dan yang diambil adalah santannya. Santan kemudian langsung dimasak menggunakan mesin, setelah dimasak diperas lagi untuk memisahkan minyak dan sisa – sisa isi kelapa lalu dilakukan penyulingan. Setelah penyulingan baru dilakukan packaging (pengemasan).
“Proses produksi secara keseluruhan dilakukan oleh Mesin. Efektivitas produksi para ibu – ibu kelompok masyarakat adat Paumere ini berlangsung selama 3 hari dalam seminggu. Produksi sehari bisa mencapai 7 – 70 Liter tergantung pada banyak tidaknya bahan baku kelapa”, jelas Lukas.
Lanjut Lukas, Minyak goreng Kelapa Paumere ini memiliki 3 kemasan ukuran yakni 1 Liter (1000.ml) dalam kemasan jerigen kecil, 600 ml dan 300ml dalam kemasan botol.
“Harga satuan untuk tiap kemasan berbeda -beda. Untuk ukuran 1 Liter (1000.ml) dibandrol dengan harga Rp. 35.000 per jerigen kecil. Ukuran 600. ml dibandrol dengan harga Rp. 25.000 per botol sedangkan untuk ukuran 300.ml dibandrol dengan harga Rp. 20.000 per botol.”, ucapnya.
Lukas menceritakan bahwa untuk saat ini kita belum bisa pasarkan lebih jauh karena masih menunggu legalisasi dari Badan POM Kabupaten Ende.
“Terkait legalitas ini, sudah disanggupi oleh Bank NTT, Disperindag dan Balai POM”, pungkasnya.
Harapan dari kelompok masyarakat adat Jemburea agar adanya dukungan dari Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi terutama untuk infrastruktur jalan dan jembatan dari dan menuju Desa Jemburea, karena bila musim penghujan tiba, masyarakat tidak bisa mengakses barang secara baik menuju kota.
“Jujur jalan dari dan menuju Desa Jemburea sangat buruk, selain itu akses jaringan komunikasi juga belum ada. Semoga ini menjadi perhatian Pemerintah”, pinta Ketua Kelompok Masyarakat adat Jemburea. ***
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete