Nagekeo_lensatimur.net -Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kelurahan Mbay I, menggelar pelatihan tenun kain daerah bagi para perempuan muda yang bergabung dalam kelompok tenun “Sapekeng”.
Adapun tujuan dari dilakukan pelatihan tenun ini yakni untuk membangkitkan minat dan bakat generasi muda dalam melestarikan tenun khas Mbay yakni tenun ” Dhowik”; karena para penenun rata rata sudah berusia lanjut. Untuk itu agar warisan budaya ini tidak punah, maka kami melakukan terobosan dengan melatih kaum milenial yakni kawula muda agar bisa menjadi penenun kain daerah yang handal dan profesional.
Hal itu diungkapkan Nurliah Rubyanti, SE, Ketua TP PKK kelurahan Mbay I, sekaligus ketua panitia pelaksana kegiatan pelatihan tenun kain dhowik.
Lanjut Nurliah Rubyanti, kegiatan pelatihan menenun ini berlangsung selama 2 (dua) hari, yakni dari hari selasa, 15/12/ 2020 hingga Rabu, 16/12/2020. Kegiatan ini menghadirkan 3 orang instruktur profesional serta melibatkan 10 orang peserta pelatihan yang terdiri dari anggota PKK dan Karang Taruna.
Nurliah Rubyanti mengharapkan agar kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi peserta, terutama dalam peningkatan ekonomi keluarga.
Nagekeo itu terkenal dengan kain sarung tenun yang begitu indah dan memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan. 1 lembar kain yang bagus biasanya mencapai harga Rp. 2 juta rupiah bahkan lebih. Dari kegiatan ini, kami ingin hasil tenun mereka nantinya bisa dipasarkan secara luas terutama melalui kerjasama dengan Dekranasda”. Ungkap Nurliah Rubiyanti.
Camat Aesesa, Oskar Sina saat menutup kegiatan pelatihan tesebut, mengatakan bahwa kalau kita mau masyarakat hidup baik, maka kita perlu melakukan pola pemberdayaan, melalui penguatan kapasitas berupa pelatihan bagi masyarakat untuk kegiatan ekonomi produktif.
Sebagai Camat Aesesa, Oskar Sina mendukungan penuh kegiatan pelatihan tenun ini. Camat Oskar meminta kepada pihak kelurahan agar dapat merancang anggaran bagi pemberdayaan di tahun 2021 nanti, Untuk penguatan kapasitas kelompok tenun ini. Hal ini bermaksud agar kelompok tenun bisa menjadi lebih produktif dan secara konsisten melakukan kegiatan tenun, ungkap Oskar Sina. (LT/BN)