Ende_lensatimur.net – Manajemen Posko Bencana Tanunua Ende Flores gelar konferensi pers akhir pasca penyaluran bantuan bencana banjir bandang di Adonara dan Lembata; Sabtu, 19/06/2021.
Hadir dalam konferensi pers tersebut, Koordinator Posko Bencana Keuskupan Agung Ende (KAE), Romo Perno, Pr; Romo Renald, Pr; Direktur Tananua, Manajer Keuangan Tananua, Manajemen Posko Bencana Tananua serta relawan peduli bencana Adonara dan Lembata.
Dalam sapaan awalnya, Koordinator posko bencana Tananua Ende Flores, Hironimus Pala mengatakan, kerja kemanusiaan untuk para korban bencana alam banjiri bandang di Adonara dan Lembata, 04 April 2021 yang lalu adalah salah satu panggilan moril dan merupakan bentuk solidaritas dengan sesama melalui karya kecil yang namanya bantuan dan pertolongan.
“Sebagai bentuk rasa solidaritas dan empati dengan sesama saudara di Adonara dan Lembata yang terdampak korban Bencana Alam, Yayasan Tananua hadir mengambil bagian dalam meringankan beban penderitaan mereka dengan membangun Posko Kemanusiaan Peduli Bencana Adonara dan Lembata di Ende”, ujarnya.
Direktur Tananua Ende Flores, Bernadus Sambut menjelaskan Yayasan Tananua adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja mendampingi masyarakat pedesaan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Di samping itu Yayasan Tananua Flores juga terlibat aktif dalam penanganan situasi kedaruratan kebencanaan yang menimpa kehidupan masyarakat di wilayah Flores.
“Moto utama adalah ‘Kita Satu Keluarga’. Melalui moto ini sebenarnya tersirat sebuah makna bahwa Yayasan Tananua Ende sesungguhnya selalu ada bagi masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri. Untuk itu kami sangat peka dan respek ketika ada sekelompok masyarakat yang menderita karena bencana alam”, tuturnya.
Yayasan Tananua sendiri melalui posko kemanusiaannya telah membuka donasi bagi orang-orang yang punya kepedulian dengan sesama saudara di Adonara dan Lembata yang terkena dampak bencana alam.
“Melalui Posko Kemanusiaan ini, Yayasan Tananua dipercayakan oleh para sahabat, petani dan Lembaga donor dari Miserior Jerman untuk menggalang dana dan bantuan barang. Bantuan itu meliputi uang, pangan lokal, pakaian, perlengkapan dapur serta kasur lantai. Kepercayaan ini tidak mudah, namun berkat semangat solidaritas dan rasa empati yang dalam bagi para korban bencana, kami dari posko peduli kemanusiaan berhasil menggalang dan menyalurkan bantuan tersebut sampai ke para korban yang terdampak bencana”, ucapnya.
Lanjut Bernadus, hal ini tidak bisa kami lakukan sendiri kalau tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, baik itu pendonor, tim relawan serta teman – teman media yang sudah membantu kami sehingga apa yang menjadi misi kita bersama untuk membantu korban bencana alam di Adonara dan Lembata dapat dilaksanakan dengan baik.
“Kami yakin dan percaya, semua kebaikan yang diberikan dalam bentuk donasi apapun adalah tanda bahwa kita selalu peduli dengan saudara – saudara kita yang menderita karena bencana. Semua recikan kebaikan saudara – saudara semua adalah doa dan kekuatan yang meringankan beban Saudara – saudara di Adonara dan Lembata “, tandasnya.
Sementara itu, Manajer Keuangan Yayasan Tananua Ende Flores dalam laporannnya menegaskan bahwa keuangan yang terkumpul dari para donatur sebesar Rp. 480.611.478, dengan rincian : Rp. 434.074.830 berasal dari lembaga donor Miserior Jerman serta Rp. 46.536.648 bersumber dari mitra individu yang punya kepedulian terhadap korban bencana alam Adonara dan Lembata.
“Dari dana tersebut, kami sudah membelanjakan berbagai jenis barang sesuai SOP Keuangan yang diberikan Lembaga donor, dalam hal ini Miserior serta SOP Keuangan Yayasan Tananua sendiri. Dalam kerja kami dengan Miserior terkait pengggunaan Keuangan semuanya dilaporkan secara rinci dan transparan” Sebutnya.
Lanjut Halimah, kondisi Keuangan hingga pasca penyaluran bantuan bencana alam di Adonara dan Lembata, di rekening masih ada tersisa dana sebesar Rp. 87.308.528. Jadi untuk pemanfaatan dana lebih ini, bukan kewenangan kami, tetapi harus dikomunikasikan lagi dengan pihak Miserior untuk pemanfaatan lebih lanjut.
“Dana lebih yang berada di rekening bank dengan jumlah yang cukup besar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : kelebihan kurs, ada transferan masuk dari salah satu donatur, satu hari sebelum penyaluran sebesar Rp. 15.000.000 dan juga harga barang yang dibeli baik di Ende maupun Larantuka harganya di bawah dari harga yang yang dicantumkan dalam proposal”, pungkasnya.
Kami akan mengusulkan ke Miserior, agar dana lebih ini bisa diperuntukkan untuk membeli berbagai barang kebutuhan yang menjadi kebutuhan para korban bencana baik di Adonara maupun Lembata.
Dalam kesempatan ini, Koordinator Posko Bencana Keuskupan Agung Ende (KAE), Romo Perno, Pr; menggaris bawahi sebuah komitmen bersama oleh berbagai posko bencana banjir bandang Adonara dan Lembata yakni satu semangat, satu roh dan satu hati untuk Kemanusiaan.
“Kami dari Posko Peduli Bencana Keuskupan Agung Ende, memberikan apresiasi kepada Tananua Flores yang sudah berbela rasa dan mengambil bagian dalam misi kemanusiaan untuk membantu para korban bencana di Adonara dan Lembata. Untuk itu kerja sama ini harus terus kita bangun ke depan, karena bukan tidak mungkin bencana dan badai akan menghantam wilayah Flobamora ini”, imbuhnya.
Dia menambahkan peran media massa menjadi sangat penting terutama dalam memberitakan berbagai kondisi yang terjadi serta pola penanganan yang diberikan kepada para korban bencana.
“Baik posko yang ada di KAE maupun di Tananua, ketika berita – berita mengenai bantuan kemanusiaan dimediakan, baik oleh media online, cetak ataupun video – video, maka hal tersebut akan membuat para donatur menjadi percaya bahwa ini benar-benar kerja kemanusiaan, dan yakin bahwa bantuan yang mereka berikan sampai di tujuan. Hal penting dalam kerja kemanusiaan adalah soal kredibilitas atau kepercayaan”, tutupnya.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete