Ende_lensatimur.net – Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Kabupaten Ende (PPDKAE) Christina Pero melakukan Silahturahmi dengan keluarga salah seorang anak penderita Hidrosefalus di Kelurahan Onelako, Kecamatan Ndona Kabupaten Ende, Selasa, 14/12/2022.
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Anak penderita hidrosefalus yang bernasib malang tersebut bernama Muhamad Arif. Saat ini dirinya telah berusia 9 tahun. Miris benar, karena Arifin anak penderita hidrosefalus hidup tanpa kasih sayang kedua orang tua, dan hanya mendapatkan kasih sayang dari sang kakek dan nenek.
Arif hidup tanpa kedua orang tua sudah sejak lama, karena kedua orang tuanya telah merantau dan tidak pernah kembali hingga hari ini. Dia hanya tinggal bersama sang Kakek Muhamad Jane yang berusia 69 tahun dan Nenek yang yang juga sudah berusia lanjut serta seorang adik perempuan yang berusia 5 tahun.
Arif Kecil memang mengalami hidup yang sangat tragis dan pahit di mana dengan penderitaan yang dialami, dia sesungguhnya sangat membutuhkan kasih sayang dan cinta dari kedua orang tua kandungnya, malah semua itu hanyalah sebuah mimpi yang tidak pernah kesampaian.
Di tengah kondisi penyakit yang terus menggerogoti dirinya setiap saat, dia hanya bisa berbaring pasrah dengan kondisi dan situasi yang ia hadapi tanpa bisa berharap banyak.
Sang Kakek dan Nenek yang menjadi tumpuan serta harapan untuk merawat dirinya bersama sang adik malah tengah dirundung sakit. Sang Kakek kini sedang sakit dan Sang Nenek mengalami stroke ringan.
Lurah Onelako Kecamatan Ndona, Arifin Lele ketika ditemui di rumah Arif penderita hidrosefalus mengatakan bahwa sebagai pemimpin wilayah dirinya juga menyampaikan empati dan turut prihatin dengan kondisi yang dialami Arifin bersama keluarganya.

“Sebagai bentuk kepedulian, kami dari kelurahan juga sedikitnya telah memberikan bantuan berupa beras dan mie instan. Kami hanya memberikan bantuan seadanya karena memang keterbatasan anggaran,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa terkait keberadaan anak penderita hidrosefalus di Kelurahannya, dia telah melaporkan kepada pihak Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial untuk bisa mendapatkan perhatian dan penanganan.
“Dari Pemda Ende dalam hal ini Dinas Sosial pernah memberikan sedikit bantuan dan dari pihak Dinas Kesehatan melalui pihak medis yang ada di Puskesmas Ngalupolo juga pernah memberikan penanganan medis untuk Arif yang menderita hidrosefalus,” tuturnya.
Dia menuturkan bahwa Kelurahan juga selalu memprioritaskan setiap bantuan untuk keluarga Arif, termasuk bantuan BLT.
“Bantuan BLT yang diberikan tersebut sebenarnya mau membantu meringankan beban keluarga Arif,” pungkasnya.
Dirinya berharap agar masih ada yang mau peduli dan berbagi kasih dengan keluarga Arif anak penderita hidrosefalus ini, karena untuk hidup sehari – hari saja susah, apalagi untuk mendapatkan pengobatan sangat – sangatlah sulit.
“Semoga ada orang baik dan donatur yang mungkin tergerak hatinya untuk membantu Keluarga Arif, agar mereka bisa bertahan hidup di saat yang sulit seperti sekarang ini,” pintanya.
Sementara itu Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Kabupaten Ende (PPDKAE), Christina Pero mengatakan bahwa kehadirannya mengunjungi Arif yang menderita penyakit hidrosefalus, karena tergerak oleh rasa empati dan prihatin serta akan memperjuangkan nasib Arifin kepada pihak donatur ataupun pihak yang peduli agar bisa memberikan bantuan dan pengobatan.

“Terkait kondisi Arif dan keluarganya, akan kami laporkan ke Dinas Sosial Provinsi NTT agar bisa mendapatkan perhatian dan bantuan,” imbuhnya.
Tin Pero begitu beliau biasa disapa menerangkan bahwa keluarga Arif sangat menderita. Arif sendiri menderita penyakit hidrosefalus, kakeknya menderita sakit lalu neneknya juga mengalami stroke ringan jadi tidak ada satupun yang bisa menolong mereka.
“Kondisi dan situasi yang saya lihat hari ini sungguh menyayat hati. Gadis belia yang masih berusia 5 tahun terpaksa menjadi satu-satunya orang yang bisa merawat sang Kakak Arif serta Kakek nenek yang saat ini sedang sakit. Hal ini yang membuat hati terasa pilu,” imbuhnya.
Kami berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Ende untuk lebih jeli dan peduli menolong serta membantu orang – orang seperti ini.
“Mereka sangat membutuhkan belas kasihan dan uluran tangan dari orang-orang yang peduli dan yang mau berbagi, karena mereka tidak bisa berbuat apa-apa,” tandasnya.
Dirinya akan bertemu dengan Bupati Ende untuk membicarakan terkait kondisi keluarga Arif yang menderita hidrosefalus.
“Saya akan meminta Bupati Ende untuk memberikan perhatian lebih kepada anak penderita hidrosefalus, sehingga penderitaan yang dialami sedikitnya terbantu,” pintanya.
Dia menghimbau kepada siapapun yang berkelebihan dan mempunyai kepedulian agar bisa membantu Arif serta keluarganya sehingga bisa meringankan beban hidup yang mereka alami.***
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete