Ende_lensatimur.net – Rayakan Natal dan Tahun Baru (Nataru) bersama, TNI / Polri di Ende menggelar Misa syukur di awal tahun sebagai bagian dari pembinaan rohani dan bimbingan mental untuk dijadikan spirit baru di medan perutusan masing-masing.
Misa Perayaan Nataru TNI/Polri dipimpin oleh Pastor Bantuan Militer Polri ( Pasbanmilpol) Keuskupan Agung Ende, RD. Dr. Rofinus Neto Wuli, Pr, S.Fil; M.Si (Han) dengan mengangkat Tema yang diusung Panitia Natal Nasional yakni : “Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan”.
Perayaan Misa Nataru bersama TNI/Polri berlangsung di Aula Pondok Bina Olangari, Jl. Melati Ende; Jum’at, 07/01/2022.
Hadir dalam Perayaan Misa Nataru ini, Kapolres Ende, AKBP. Albertus Andreana, SIK, AKBP. (Pur) Hendrikus Maku Jawa Ketua P2POLRI Ende, Perwira Seniornya Katolik Kodim 1602 Ende, Kapten Inf. Kasmir Tomo Tani, para prajurit TNI/Polri serta para ASN dan PNS yang berkerja di Lingkungan TNI/Polri Ende.
Perayaan Liturgis Misa Nataru bersama TNI /Polri dimeriahkan oleh Paduan suara Polres Ende yang tampil memukau dan penuh hikmat.
Pada pengantar Misa Nataru, Pasbanmilpol yang akrab disapa Romo Roni ini mengawalinya dengan pantun “Cari Bantal di Jalan Melati, Mari rayakan Natal Tuhan Memberkati. Landasan bijak permenungan Nataru TNI/Polri yakni : Quia Natus Est Vobis hodie Salvator, Quia et Christus Dominus in civitatae David (bdk. Luk : 2:11) yang artinya hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud.
Terminologi terkait Tentara dan Polisi ternyata sudah dipakai dari Zaman Yesus, di mana Bala tentara surga menyambut kelahiran Kristus dengan penuh sukacita. Bala tentara surga adalah pewarta kasih tentang Yesus Almasih. Yesus yang adalah Sumber Cinta Kasih, Cinta Kasih itulah yang senantiasa menggerakkan persaudaraan di tengah kita. Rayakan Nataru di tengah pandemi covid 19 dengan spirit persaudaraan yang penuh solidaritas dan soliditas menjadi sebuah falsafah hidup dengan karakter kasih kita orang Indonesia di bumi Nusantara menjadi semakin bermakna.
Kapolres Ende, AKBP. Albertus Andreana, SIk dalam Perayaan Misa Nataru TNI / Polri juga memberikan kesaksian iman akan kebesaran Kasih Tuhan dan berbagai cara Tuhan memberikan Mukjizat dalam seluruh perjalanan hidup dan kariernya.
Dia mengatakan bahwa Tuhan itu sungguh baik, karena dia sudah merancang apa yang terbaik bagi umat-Nya. Saya merasakan benar mukjizat Tuhan karena saya memulai karier saya dari bawah dan saya mengalami banyak tantangan dan kegagalan, tetapi janji Tuhan pasti, bahwa Dia akan memberikan sesuatu yang indah tepat pada waktunya. Janji Tuhan itulah yang saya dapatkan dalam karier saya ini sebagai seorang Kapolres.
Kita manusia setiap kali gagal, seringkali kita salahkan Tuhan, bahkan kita marah dengan Tuhan karena Tuhan tidak adil, tapi kita sendiri tidak menyadari bahwa sebetulnya Tuhan lagi mencoba kita, apakah kita mau bangkit dari kejatuhan kita.
“Selama saya berdinas saya selalu ikut apa yang Tuhan mau, bukan apa yang saya mau. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Tuhan”, ucapnya.
Sementara itu perwira senior Katolik Kodim 1602 Ende, Kapten Infanteri Kasmir Tomo Tani mengatakan bahwa di Nataru kali ini saya mengajak TNI/Polri untuk menjadi manusia yang bahagia.
Dia kembali mengulangi pesan Bapa Paus Fransiskus dalam pesan Natal tahun 2021 di mana beliau mengatakan : Aku mengingatkan kamu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah atau bekerja tanpa merasa letih ataupun hubungan tanpa kekecewaan.
Menjadi bahagia adalah menjadi kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di perselisihan.
Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan. Bukan hanya mengenang kejayaan melainkan juga belajar dari kegagalan. Bukan hanya gembira karena menerima tepuk tangan meriah tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.
Menjadi bahagia adalah mengabdi bahwa hidup itu berharga meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat krisis. Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir yang tercelakan melainkan sebuah kemenangan. Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, tetapi menjadi pelaku dari sejarah itu sendiri. Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang ada di luar diri kita, tetapi lebih dari pada itu mampu menjadi mata air dalam kekeringan. Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan.
“Make your self be happy, karena bahagia itu indah”, ungkap Kasmir.
Di akhir Misa Romo Roni mengatakan bahwa Cinta Kristus mempererat persaudaraan di tengah Indonesia yang majemuk, plural dan multikultural, Bhineka Tunggal Ika membutuhkan perekat bangsa yaitu Pancasila.
Cinta Kasih Kristus mempererat persaudaraan di antara sesama umat beriman, seagama, dan terutama persaudaraan dengan saudara sebangsa dan setanah air.
“Mari kita rajut keindonesiaan kita, Indonesia yang majemuk, plural, dan multikultural di atas dasar konsensus dasar bangsa kita”, ajaknya.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete