Ende_lensatimur.net – Dua puluhan perwakilan komunitas yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengikuti kegiatan Workshop penguatan kepemimpinan dan komunitas jejaring pemimpin perempuan muda inspiratif NTT yang berlangsung di Aula Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende; Rabu, 05/10/2022.
Kegiatan Workshop ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 04 – 06 Oktober 2022. Kegiatan Workshop tersebut mengangkat tema : “Tumbuh Kuat Menguatkan Peradaban”. Sebuah tema yang senantiasa menjadi spirit bagi komunitas perempuan muda NTT untuk terus berjuang dan selalu memberikan perubahan.
Komunitas – komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain : Komunitas Sanggar Alegra dan Komunitas Petani Milenial dari Lembata, Komunitas Suara Perempuan Alor (Super) dan Komunitas Gereja Tangguh Bencana dari Alor, Komunitas Baca Mataleza dan Yayasan Lumbung Kreatif Inofatif dari Nagekeo, Komunitas Remaja Mandiri dan Komunitas Maiziru Managemenet dari Ende, Komunitas PAPHA dari Sikka, Komunitas Pustaka Bambu dari Flores Timur, Komunitas Embun Mollo dari TTS, dan Komunitas Rumah Mentari dan Adventure Inklusi dari Kota Kupang, serta Komunitas Soke dan Sekolah Alam dari Kabupaten Kupang.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 3 (tiga) hari yakni : Workshop, Outbond, talk Show, sharing session di Cafe, tour Wisata, Camping, malam seni dan Api Unggun.
Acara Workshop ini dihadiri oleh Bupati Ende Djafar Achmad, Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede, Kepala LPP RRI Ende, program manager Samdana Institure, Direktur RSBI Yahya Ado, para Pimpinan OPD, camat, serta para peserta dari 20 – an komunitas Se NTT.
Berdasarkan rilis yang diterima media ini, Jum’at, 07/10/2022; Kepala Desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu yang adalah tuan rumah penyelenggara kegiatan mengatakan bahwa Pemerintah perlu membuka ruang kolaborasi untuk anak-anak muda yang kreatif. Di samping itu peran Media Pers menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan pentaheliks pembangunan Indonesia dari desa.

“Komunitas – komunitas anak muda sebenarnya sangat kreatif dan mereka sangat mendukung pembangunan Indonesia dengan berbagai inovasi, kreativitas dan karya karyanya. Namun, dalam kenyataannya Komunitas para anak muda ini belum terakomodir secara baik oleh pemerintah untuk bersama membangun peradaban,” ujarnya.
Sebagai Founder Komunitas RMC, Nando demikian Kades Detusoko Barat biasa disapa menuturkan bahwa gerakan pemuda saat ini sudah bertranformasi dalam ruang-ruang kreatif, untuk terlibat aktif dalam mengisi pembangunan di desa.
“Untuk itu kita perlu menggandeng komunitas – Komunitas yang ada bersama Pers menuju kolaborasi pentaheliks; karena pada poin 17 SDGes, Desa adalah Kolaborasi/kemitraan menuju pembangunan desa,” paparnya.
Dia juga mendorong para peserta untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan semua pihak termasuk Pemerintah, dalam mewujudkan kolaborasi yang apik demi kemajuan bersama.
Bupati Ende, H. Djafar Achmad mengapresiasi kegiatan yang digagas secara kolaboratif ini. Pemerintah pada hakekatnya tetap memberikan ruang kepada orang muda kreatif yang turut membangun Kabupaten Ende.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada semua komunitas dari berbagai Kabupaten yang ada di Provinsi NTT yang telah memilih Ende, khususnya di Desa Detusoko Barat, sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Di Ende, anak – anak muda yang kreatif kita sediakan tempatnya,” ucap Djafar.
Djafar menambahkan bahwa Ende terkenal dengan taman renungan Bung Karno dan beberapa ruang terbuka publik lainnya.
“Di area – area seperti itu harus ada ruang untuk anak muda, dan itu yang sedang kita kembangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur RSBI Yahya Ado menyebutkan bahwa ada banyak hal yang telah digali oleh para peserta perwakilan dari 20 komunitas ini.
“Dengan berjejaring orang muda di NTT bisa mewujudkan mimpi yang berangkat dari segala kegelisahan mereka, serta bisa menemukan semangat kepemimpinan di dalam diri mereka,” tandasnya.
Dia menjelaskan workshop yang sudah dilakukan sebanyak dua kali ini bertujuan untuk meningkatkan jejaring serta bagaimana berbagi ide untuk pengembangan diri kepemimpinan, khususnya organisasi kaum muda perempuan dalam mencapai visi, passion dan mimpi mereka.
“Workshop kedua ini lebih fokus pada bagaimana membangun jiwa kepemimpinan yang berkarakter dan beradab (Leadership Character Building), membangun jati diri organisasi/komunitas yang unik dan berkemajuan dan menemukan passion melalui pembelajaran pada role model,” tutupnya.
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete