Labuan Bajo_ lensatimur.net – Anggota Komisi IV DPR RI, Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si, yang juga Kader Partai PDIP berkesempatan mengunjungi Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat Rabu, 21/10/2020. Dari release yang dilansir dari Fan Page akun resmi Facebooknya, Ansy Lema menyoroti soal pariwisata premium Labuan Bajo harus mendatangkan manfaat bagi petani lokal.
Dalam kunjungan itu, Ansy melihat lahan pertanian yang begitu luas dan kaya potensi. Namun, realitasnya adalah pengembangan pertanian Mabar belum berbanding lurus dengan potensinya yang besar.
Lanjut Ansy, Saat ini kekuatan utama Mabar adalah pariwisata premium. Pertanyaannya adalah, apakah pariwisata kelas dunia yang disematkan kepada ibu kota Mabar, yaitu Labuan Bajo berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal?
Rasa – rasanya saya melihat dampak tersebut belum optimal. Mengapa?
Karena belum ada kesinambungan antara pariwisata dan pertanian Mabar. Pariwisata Labuan Bajo harus kita sesuaikan dengan kearifan dan potensi lokal.
Artinya manfaatkan sumber daya, serta produk lokal Mabar untuk mengembangkan pariwisata.
Dalam hal ini misalnya, beras lokal produksi Lembor Mabar dapat diambil sebagai pasokan pangan bagi hotel atau restoran di Labuan Bajo.
Lembor adalah sentra produksi beras yang cukup besar bagi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan luas tanam 7.584 hektare dan produksi beras yang dihasilkan mencapai 33.296,75 ton (BPS 2016).
Lembor telah memiliki merek beras lokal sendiri bernama “Molas Lembor”.
Dengan begitu, produk beras tidak perlu didatangkan dari luar NTT.
Tidak hanya beras atau pun hasil tani lainnya seperti sayur dan buah, tetapi juga hasil ternak dari para peternakan pun harus diupayakan untuk bisa masuk ke industri pariwisata.
Petani lokal harus diberdayakan untuk bisa menjadi tuan rumah dan dapat menikmati manfaat atas harumnya nama Labuan Bajo sebagai destinasi wisata dunia.
Jika ini dilakukan, maka petani Mabar dapat memiliki akses terhadap pasar dan secara langsung ekonomi masyarakat akan naik.
Apalagi, jika melihat angka per tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo mencapai 184.206 wisatawan. Potensi begitu besar ada di depan mata.
Untuk mewujudkan gagasan ini, perlu ada kerja sama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, pengusaha serta petani.
Pemerintah daerah dengan dukungan pemerintah pusat harus menciptakan sistem yang mendukung gagasan pembangunan berbasis komunitas dan kearifan lokal.
Sebagai Anggota DPR RI dari komisi IV, saya akan terus bersuara di Senayan agar pengembangan pertanian di Mabar mendapatkan perhatian yang serius, tepat, terarah dari pemerintah pusat, tutupnya. (LT/Tim).