Ende_lensatimur.net_ Pasca terjadinya longsoran hebat pada ruas jalan Nangaba – Wologai – Boafeo – Mbakaondo – Maukaro tepatnya di dusun Aumati desa Nuaja Kecamatan Ende; ada 6 (enam) desa di wilayah kecamatan Ende dan Maukaro, arus transportasinya lumpuh total. Hingga saat ini akses transportasi masih mengalami kendala untuk melintasi jalan tersebut karena belum bisa diakses oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Longsoran yang terjadi sejak beberapa hari lalu, hingga saat ini belum mendapatkan penanganan serius oleh instansi teknis yakni Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pembersihan ruas jalan yang badan jalannya tertimbun material longsoran.
Anggota DPRD Ende dari Daerah Pemilihan Ende 2, Oktavianus Moa Mesi di lokasi longsoran jumat, 06/11/2020 mengatakan bahwa ruas jalan ini merupakan salah satu ruas jalan paralel yang menghubungkan 6 desa di wilayah kabupaten Ende. Untuk itu, guna mengatasi bencana ini maka keterlibatan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat yang akan menggunakan akses ruas jalan tersebut.
Terkait dengan bencana longsoran tersebut, Oktavianus Moa Mesi mengatakan bahwa dirinya sudah menginformasikan ke dinas teknis yakni PU agar segera melakukan pembersihan material longsoran yang menutupi badan jalan, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari dinas terkait, ungkapnya.
Sejak terjadi longsoran 2 hari yang lalu, saya sudah berkoordinasi dengan Bupati Ende maupun dengan dinas pekerjaan umum, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut di lapangan untuk pembersihan material longsoran, katanya.
Dirinya mengharapkan agar pemerintah daerah melalui dinas pekerjaan umum untuk serius menindak lanjuti persoalan ini agar akses transportasi dari dan ke 6 Desa di Kecamatan Ende dan Maukaro kembali normal.
Masyarakat dan pengguna jalan meminta keseriusan Pemerintahan Kabupaten Ende melalui Dinas PU untuk segera membersihkan material longsoran di ruas jalan tersebut, karena jalan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat yang menggerakkan sektor rill terkait pergerakan barang dan jasa, tegas Oktavianus Mesi.
Lanjut Oktavianus Mesi, sesungguhnya Saya sangat menyesal. Hal ini dikarenakan sangat ironis kalau Kabupaten sebesar ini untuk operasional kendaraan beratnya saja tidak ada anggaran, ungkapnya.
Silvianus Senda, Salah seorang warga desa Wologai kecamatan Ende, ketika ditemui awak media mengatakan bahwa sejak terjadi longsoran, akses transportasi menuju ke 6 (enam) desa di wilayah kecamatan Ende dan Maukaro tidak bisa diakses karna material longsoran menutupi seluruh badan jalan.
Enam desa yang saat ini belum bisa diakses oleh kendaraan, baik roda dua maupun roda empat melalui jalur darat yakni desa Wologai I dan Wologai II, desa Boafeo, desa Mbakaondo, sertabdesa Kebirangga Tengah dan Desa Kebirangga Selatan, jelas Silvianus.
Menurutnya sejak terjadi bencana longsoran beberapa hari lalu, masyarakat yang ingin bepergian ke Ende maupun ke 6 desa tersebut terpaksa harus berganti kendaraan sehingga biaya transportasi nya pun menjadi semakin membengkak.
Dia menjelaskan, dalam kondisi normal sebelum terjadinya bencana longsoran, tarif kendaraan dari Wologai ke Ende hanya Rp 40 ribu untuk PP, Namun setelah terjadi longsoran tarif kendaraan naik menjadi Rp 80 ribu untuk PP, sehingga tarif kendaraan naik hingga 100%, ujarnya.
Dirinya mengharapkan agar pemerintah daerah Kabupaten Ende melalui dinas pekerjaan umum untuk segera membersihkan material longsoran yang menutupi badan jalan, agar arus transportasi berjalan normal kembali, tutupnya. (LT/Tim).