Nagekeo_lensatimur.net – Thomas Tiba Owa S.Ag; Wakil Ketua II P4KF, yang juga Anggota DPRD NTT, dari Partai Golkar merespon dinamika perjuangan masyarakat Flores yang menghendaki lahirnya Propinsi Kepulauan Flores yang sudah diimpikan oleh rakyat Flores sejak tahun 1956 silam.
Aspirasi Flores menjadi sebuah daerah provinsi tersendiri, seperti juga daerah provinsi lainnya di Indonesia, sebetulnya bukan hal baru. Aspirasi ini sudah lama diperjuangkan sejak Mei 1956 di Nelle – Sikka hingga Oktober 2003 di Ruteng dlm Mubes Orang Flores.
Kehadiran P4KF tahun 2013 hingga saat ini, tidak lain tidak bukan dalam rangka menghidupkan kembali spirit perjuangan para pendahulu yg sempat terhenti dan tidak jelas endingnya pasca Musyawarah Besar (Mubes) Orang Flores tahun 2013 di Ruteng itu.
Dalam rangka mensukseskan PKF maka menurut politisi kawakan Thomas Tiba, perjuangan ini perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat dari berbagai komunitas dan latar belakang profesi, yang mana roda perjuangannya harus digerakkan dari lini yang paling bawah.
Selain itu, pergerakkannya harus terjadi secara simultan dengan melibatkan semua komponen masyarakat Flores, mulai dari tingkat RT / RW, dusun, desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten hingga Provinsi dan pusat, Tegas Thomas.
Hal ini dimaksudkan sebagai bukti, bahwa PKF merupakan keinginan bersama sekaligus kebutuhan dari segenap lapisan masyarakat flores lembata maupun diaspora.
Semua potensi yang ada di Kepulauan Flores Lembata jauh lebih unggul, jika dibandingkan dengan beberapa propinsi di Indonesia yang sudah menjadi Daerah Otonomi Baru. Flores sudah sangat layak menjadi propinsi sesuai potensi yang dimiliki, namun mengapa sampai saat ini, hal itu tidak berhasil dibentuk menjadi sebuah provinsi baru? Demikian pernyataan Thomas yang dikutip media ini di WAG AJ – PKF Jum’at, 05/02/2021.
Wakil Ketua II PKF ini menganjurkan perlunya kekompakan dan keterlibatan semua komponen masyarakat NTT, khususnya di Kepulauan Flores, agar segala upaya membentuk PKF yg dimotori oleh P4KF sebagai Wadah Adhock atau organ taktis pergerakan, diharapkan bisa membuahkan hasil yang maksimal hingga terlahirnya DOB baru di Indonesia yakni lahirnya Propinsi Kepulauan Flores. “Ini merupakan warisan terbaik yang akan dipersembahkan kepada segenap anak cucu kita kelak di Kepulauan Flores. Saya mengajak agar bersama P4KF dengan dukungan dari teman-teman DPRD NTT serta para bupati dan DPRD sembilan kabupaten serta seluruh komponen masyarakat untuk berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan hak dan kewajiban konstitusional kita; dalam rangka memenuhi seluruh syarat formal dan administratif pengajuan usulan DOB PKF sesuai amanat UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Ungkapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, P4KF perlu melakukan kunjungan dan pendekatan dengan semua pihak untuk mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk tokoh tokoh agama.
Perbedaan pendapat dan pandangan dalam sebuah perjuangan merupakan dinamika yg wajar untuk sebuah keniscayaan demokrasi. Namun perbedaan pandangan hendaknya tidak berujung perpecahan, yang justru melemahkan perjuangan; melainkan itu dijadikan sebagai pemicu yang memperkuat daya dongkrak untuk mencapai tujuan bersama yakni PKF yang definitif secepatnya.
Demikian sekilas pandang dan arahan saya selaku Wakil Ketua II P4KF kepada keluarga besar masyarakat P4KF yang tergabung dalam wadah “Ayo Jemput Propinsi Kepulauan Flores (AJ-PKF)” agar bersama sama membangun provinsi Flores yang berbudaya dan tetap bermartabat, tutup Thomas Tiba.
Penulis : Bambang N
Editor : Efrid Bata