Ende_lensatimur.net – Propinsi Kepulauan Flores bukan sekedar sebuah entitas nama, namun harus menjadi sebuah cita – cita besar dan harapan seluruh masyarakat Flores pada umumnya. Hal ini tidak terlepas dari sebuah sejarah panjang para tokoh terdahulu di daratan Flores ini yang telah berkomitmen untuk mendirikan Provinsi Flores.
Bila kita flash back pada sebuah peristiwa historis masa lalu, maka diketahui awal mula Pembentukan Propinsi Flores itu digagas pada tahun 1956 di Nele, Maumere. Propinsi Flores itu digagas lebih dahulu, sebelum propinsi Bali, NTB dan NTT yang di gagas tahun 1958. Walaupun pada akhirnya propinsi Flores pun gagal terbentuk.
Wakil ketua II Panitia Persiapan Pembentukan Propinsi Kepulauan Flores (P4KF) Thomas Tiba menjelaskan bahwa Perjuangan pembentukan provinsi Flores menjadi sebuah agenda penting, ketika 25 Februari 2014 yang lalu digelar kongres I di kabupaten Ngada dengan mencetus sebuah nama yakni Propinsi Kepulauan Flores (PKF) yang kemudian membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Propinsi Kepulauan Flores (P4KF) yang mana ketuanya saat itu adalah Marianus Sae, Bupati Ngada ketika itu. Kemudian setelah itu diadakan kongres II yang di gelar di Mbay Nagekeo pada 20 Maret 2015
“Nama Propinsi Kepulauan Flores (PKF) itu dipilih, karena dilatar belakangi oleh kondisi geografis Flores dan Lembata yang terdiri dari pulau – pulau kecil yang membentang di sepanjang wilayah ini”, tutur Thomas kepada media ini di Ende; Selasa, 23/02/2021.
Anggota DPRD Propinsi ini menambahkan bahwa Flores memiliki potensi yang sangat luar biasa dengan segala kelebihan dan keunikan yang dimiliki. Dengan demikian sudah sepantasnya-lah bila hari ini kita mulai bergerak maju untuk sebuah misi yang mulia yakni membentuk propinsi Kepulauan Flores. Jika perjuangan ini, dalam perjalanannya baru terjawab di tahun 2028 itu urusan lain. Intinya bahwa hari ini kita harus tetap berjuang untuk misi tersebut.
Toti sapaan akrabnya juga menyatakan bahwa salah satu hasil kongres II di Mbay beberapa waktu lalu yaitu menyepakati lima nama calon ibu kota Provinsi Kepulauan Flores (PKF) yakni Mbay, Ende, Maumere, Borong dan Labuanbajo. Kelima nama calon ibu kota Propinsi tersebut akan diputuskan pada kongres III yang akan datang. Tetapi apabila di Kongres III tidak bisa memutuskan nama calon ibu kota untuk Propinsi kepulauan Flores, maka nantinya akan gunakan lembaga Independent yang kredibel untuk melakukan pengkajian terhadap kelima nama calon ibu kota Propinsi itu, terkait layak atau tidak sebuah kota menjadi ibu kota Provinsi Kepulauan Flores (PKF) nantinya.
“Perjuangan ini tidak bermaksud untuk merongrong pemerintah, namun kita tetap berjuang sepanjang domain itu ada. Soal pemekaran itu terjadi di tahun 2028, atau tahun 2030 itu urusan lain. Intinya proses ini harus tetap jalan” Ungkap Thomas Tiba.
Menurut Toti Perjuangan pembentukan Propinsi Kepulauan Flores (PKF) tentunya kita harus berjuang dan melangkah bersama pemerintah. Kita tidak bisa berjuang sendiri, namun ketika pemerintah menyiapkan ruang gerak yang bagus serta adanya peluang mengapa kita tidak manfaatkan peluang itu sebagai sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan masyarakat Flores umumnya.
Penulis : Elthon Rete
Editor : Efrid Bata