Nagekeo_lensatimur.net – Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do saat menghadiri kegiatan Implementasi pembukaan lokasi penutupan sementara rumah gurita di Desa Kotodirumali Kecamatan Keo Tengah; Selasa, 13/09/2022 memberikan apresiasi kepada Yayasan Tananua Flores yang sudah memberikan pendampingan terhadap masyarakat nelayan gurita di dua desa yang ada di Kabupaten Nagekeo yakni Desa Kotodirumali dan Podenura sehingga mampu merubah kebiasaan tangkap yang tidak berpola yang tidak menjaga kelestarian lingkungan menuju cara tangkap yang berpola dan menjamin kelestarian.
Saya Salut dengan potensi gurita yang kita miliki di wilayah pantai pesisir selatan Nagekeo ini. Untuk itu jangan sia – siakan potensi yang ada ini dengan terus menjaga alam laut kita.
Bagi Masyarakat nelayan gurita agar terus menggunakan pola dan metode yang baik seperti yang ditawarkan Yayasan Tananua Flores, karena selain bisa menjaga alam laut, hasil tangkapan gurita pun semakin banyak dan sudah tentu pasti akan memberikan dampak secara langsung bagi ekonomi nelayan gurita.
Masing-masing pantai ada keunggulan, dan hari ini kita lihat di pantai kita di Nagekeo ini ada potensi itu yakni gurita. Gurita memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, untuk itu hal terpenting yang menjadi tugas kita bersama adalah bagaimana kita melihat sistem rantai pasok dan rantai nilainya agar dapat menguntungkan masyarakat nelayan gurita.
Untuk mendukung rantai nilai (value Chain) bagi masyarakat nelayan gurita di Desa Kotodirumali dan Podenura maka Pemda Nagekeo akan berjuang untuk mencari pembeli baru, yang akan membeli gurita nelayan dengan harga yang adil dan menguntungkan masyarakat.
“Kami pakai merit sistem untuk berkompetisi. Kita kasih tempat di sini agar dibangun fasilitas dan dia yang langsung membeli gurita masyarakat nelayan kita”, ujarnya.
Bupati Don menegaskan kepada Camat Keo Tengah, Nangaroro dan Mauponggo untuk bantu percepat survey wilayah pesisir pantai selatan NagekeoNagekeo, dan bila perlu di setiap desa ada enumerator yang akan bertugas melakukan pendataan terkait laut dan potensi lautnya.
“Yayasan Tananua punya 1 (satu) Petugas Lapangan (PL) mampu urus dua desa, sementara kita punya pegawai banyak tapi tidak bisa urus ini. Untuk itu perlu kerja sama semua pihak untuk jaga keamanan laut kita ini”, tegasnya.
Lanjut Bupati Don, untuk saat ini tidak ada pembeli yang monopoli, jadi untuk meningkatkan posisi tawar maka kepada kelompok nelayan gurita baik di Kotodirumali maupun Podenura untuk berkoperasi.
“Nanti saya perintahkan Koperindag Nagekeo untuk urus administrasi dan legalitas kelompok koperasi nelayan kalian”, paparnya.
Bupati Don juga menggaris bawahi untuk kerja menggunakan data. Dengan data itu kita bisa tahu kapan gurita melakukan pemijahan (kawin) dan kapan waktunya untuk dipanen.
“Kerja dengan data akan memberikan kemudahan bagi nelayan kita untuk terus menjaga keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangbiakan gurita”, imbuhnya.
Bupati mengharapkan kerja sama dari semua elemen yang ada di desa, baik itu Pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Pemuda, Perempuan serta stakeholder lainnya agar selalu menjaga alam laut dengan tidak mencemarinya.
“Jangan buang sampah sembarangan di laut serta lakukanlah pola tangkap gurita yang ramah lingkungan, sehingga kita bisa menjaga keberadaan terumbu karang yang adalah rumah gurita”, pintanya.
Bupati Don juga berjanji akan memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan Kotodirumali dan Podenura berupa Perahu untuk tangkap gurita serta alat tangkap gurita.
“Hal ini dimaksudkan agar nelayan gurita semakin semangat bekerja, dan bisa meningkatkan ekonomi rumah tangga mereka, serta mampu menjaga alam laut kita dengan baik”, tutupnya.
Penulis / Editor : Efrid Bata