Borong_lensatimur.net – Hidup Manusia memang unik dan sangat misteri. Begitu pula dengan kenyataan hidup yang dialami setiap manusia berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan kisah Nyonya Sovia Onas (58) tahun yang mengalami kanker mulut.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun media ini; Senin, 12/04/2021, diketahui bahwa Nyonya Sovia Onas adalah seorang janda. Suaminya meninggal pada tahun 2013 silam akibat kecelakaan kerja. Nyonya Sovia berasal dari kampung watu lambur, Desa Bea Ngencung kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur.
“Hidup menjanda memang terasa amat pahit, namun itulah kenyataan hidup yang harus saya alami dan terima. Almarhum suami saya meninggal akibat jatuh dari pohon saat mencari madu di hutan. Nyawanya saat itu tidak bisa tertolong”, ucap Sovia dengan suara lirih sambil meneteskan air mata.
Nyonya Sovia memiliki empat orang anak saat ditinggalkan suaminya tahun 2013 silam. Putra sulungnya sudah lama merantau ke Kalimantan, namun sampai saat ini hilang kabar, dengan tanpa berkomunikasi sedikitpun.
Kini Nyonya Sovia tinggal bersama anak keduanya, karena Mama Sovia sendiri tidak memiliki rumah tinggal. Ia mengakui kalau untuk menjalani hidup sehari – hari saja sangat sulit dan menderita. Untuk hidup saja susah, apalagi untuk biaya pengobatan penyakit Kanker mulut yang saya derita saat ini.
“Saya mengalami sakit kanker mulut, semenjak empat bulan lalu. Awalnya hanya sakit biasa pada bibir bagian atas. Namun hari berganti hari, daging yang berada pada bibir bagian atas saya ini, semakin bertumbuh besar. Dan menurut pihak medis itu adalah Kanker”, ucap Nyonya Sovia, sambil merintih kesakitan.
Dijelaskannya, bahwa selama ini belum ada perhatian ataupun bantuan dari pihak pemerintah ataupun orang yang peduli dan berjiwa dermawan. Saya berharap agar ada perhatian dari pemerintah ataupun donatur untuk bisa mengobati kanker mulut saya ini. Saya pingin agar saya sehat kembali sehingga bisa melakukan aktivitas sebagaimana biasanya.
Siprianus Baru (30) tahun, putra kedua Nyonya Sovia, kepada media ini mengungkapkan bahwa dirinya hanya bisa berpasrah dengan kondisi sakit yang dialami Ibunya. Semenjak pulang merantau saya mendapati ibu sudah menderita sakit kanker mulut.
“Jangankan untuk mengobati ibu di rumah sakit, untuk membeli makan sehari – hari saja, kami merasa sangat kesulitan. Saya sendiri mengalami batuk berdarah, karena terlalu bekerja keras, sewaktu saya menjadi kuli di Kalimantan dulu”, pungkas Sipri.
Ia berharap kiranya ada tangan – tangan kasih yang mau membantu untuk mengobati penyakit yang dialami ibunya. Semoga Pemerintah Daerah Manggarai Timur bisa tergerak hatinya untuk membantu meringankan biaya pengobatan ibu saya ini.
Sementara itu, Yuvensius Lagut (18) tahun, Putra bungsu Mama Sovia, yang masih mengenyam pendidikan di bangku SMA merasa sangat sedih dan prihatin dengan penderitaan yang dialami oleh ibunya. Saya berharap semoga ibu saya ini bisa sembuh dan sehat kembali. Untuk itu saya selalu berdoa, agar ada orang yang berbaik hati untuk membiayai pengobatan penyakit ibu saya ini.
Walaupun tanpa seorang Ayah, Yuvens nekad dan berani sekolah hingga duduk di bangku SMA. Untuk membiayai Pendidikannya Yuvens bekerja sebagai buruh tani. Hal itu ia lakukan setelah dirinya pulang sekolah.
“Ketika ada waktu luang sepulang sekolah, biasnya saya menawarkan jasa saya untuk bekerja di kebun milik orang agar bisa mendapatkan uang. Hasil dari bekerja di orang, uangnya saya sisipkan untuk biaya sekolah dan beli beras untuk kehidupan kami setiap hari”, terang Yuvens.
Penulis : Rellys Sarong
Editor : Efrid Bata