Ende_lensatimur.net – Stefanus Gandi Calon DPR RI dari dari Partai Amanat Nasional (PAN), Minggu, 21/08/2022 bersama rombongan dengan kendaraan jenis Fortuner dan Inova berani menerjang medan tersulit Saga Sokaria untuk bertemu dengan masyarakat Kampung Detuboti, Desa Sokoria, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende Provinsi NTT.
Untuk bisa mencapai kampung Detuboti Sokaria memang tidaklah mudah tetapi butuh perjuangan dan menguji adrenalin bagi orang baru yang bertandang ke tempat tersebut.
Di atas jalan rusak dengan kondisi bebatuan bekas aspal yang sudah tidak beraturan lagi, dua unit mobil yakni Fortuner dan Avansa yang ditumpangi Stefanus Gandi dan rombongan perlahan merengsek maju menuju Kampung Detuboti Sokaria walaupun dengan raut wajah yang serba tegang karena melewati medan yang sulit.
Sesekali mobil terhenti saat berhadapan dengan tumpukan batu di bawah lereng pegunungan di wilayah Kabupaten Ende bagian selatan itu.
Perjalanan Stefanus dan rombongan dari Ende menuju kampung Detuboti Sokaria memakan waktu 3 jam perjalanan lamanya.
Kondisi medan yang terjal dan jalan rusak ternyata bukan menjadi penghalang bagi Stefanus Gandi. Ia dengan tekad yang bulat ke Kampung Detuboti hanya untuk meminta dukungan kepada masyarakat di sana untuk maju sebagai calon DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Di sana, selain bertemu masyarakat, Stefanus juga menyerahkan bantuan bola kaki, bola voli, dan net kepada kelompok mudika Stasi Sta. Maria Fatima Sokoria. Ia juga menjanjikan akan memberikan bantuan tenda jadi dan 40 unit kursi.
“Saya punya niat yang tulus menuju wilayah ini. Semoga kita berada dalam satu garis perjuangan yang sama untuk memperjuangkan nasib warga di sini. Saya merasa iba dengan kondisi jalan ini,” ucapnya.
Selain mempunyai niat untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, adapun nazar yang dimiliki oleh Stefanus maju menjadi calon anggota DPR RI dari Dapil Flores, Lembata dan Alor yaitu mau meregenerasi figur lama di Senayan.
Direktur PT Indojet Sarana Aviasi itu ingin menghilangkan diskriminasi pandangan bahwa hanya orang matang dan berduit saja yang bisa duduk di Senayan.
“Kita harus berani mendorong para calon terbaik yang masih muda dan energik. Saya maju ini sebenarnya sebagai bentuk edukasi kepada publik akan pentingnya regenerasi politik,” tutur Stefanus.
Hironimus Ritwan Papa salah seorang anggota mudika Stasi Sta. Maria Fatima Sokoria, menyampaikan apresiasi dan Terima kasih kepada Pak Stefanus Gandi yang telah menyumbangkan bola kaki, bola voli, dan net .
“Sebelumnya belum pernah ada sumbangan begini di sini,” imbuh Hironimus.
Senada dengan Hironimus, Kepala Suku Kabagana Rofinus Pasa Bata juga menyampaikan terima kasih kepada Stefanus Gandi karena telah memberikan bantuan kepada mudika Stasi Sta. Maria Fatima Sokoria.
Apalagi, kata dia, Stefanus akan memberikan bantuan berupa tenda jadi dan 40 unit kursi untuk kepentingan umum warga Kampung Detuboti.
“Beliau datang, kami tentu terima dengan sepenuh hati. Sebab dari dulu banyak yang datang hanya bawa janji, tetapi sampai sekarang jalan kami di sini belum diperhatikan sama sekali,” terang Rofinus.
*Minta Realisasi Janji*
Jalan rusak berupa onggokan batu dan kerikil dimulai dari Saga hingga Desa Sokoria dan sekitarnya. Aspal dari Rowa ke Saga dibangun sekitar lima tahun lalu oleh Pemerintah Kabupaten Ende.
Padahal, di daerah itu terdapat PLTP Sokoria yang dikelola oleh PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI) dengan Sub Pengelola PT Orka. Keberadaan PLTP yang beroperasi komersial (COD) pada tahun 2021 dengan kapasitas 5 megawatt (MW) ini rupanya tidak banyak membawa keberuntungan bagi warga sekitar.
Buktinya, jalan rusak bertahun-tahun menjadi cerita pilu warga di wilayah tersebut, yang hingga kini belum juga diperhatikan. Padahal, PT SGI sudah menjanjikan bakal membangun jalan raya berhotmiks sebagai tanggung jawabnya terhadap masyarakat sekitar.
Mantan Kepala Desa Sokoria Arkadius Soba meminta segera merealisasikan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT SGI dengan Pemerintah Kabupaten Ende.
Saat itu, kata dia, isi perjanjian antara Pemkab Ende dan PT SGI adalah membangun jalan raya berhotmiks setelah PLTP Sokoria beroperasi komersial (COD) pada tahun 2021. Namun sayangnya hingga kini MoU itu belum terealisasi.
“Permintaan kami, paling tidak pihak perusahaan harus memberikan perhatian serius bagi kami rakyat di sini. Jadi, untuk sekarang ini kondisi jalannya sangat tragis, bapak bisa lihat sendiri faktanya,” tandas Arkadius.
Kami mau menyuarakan itu bingung mau lewat siapa. Kami sudah ke DPR tapi tidak pernah menyampaikan aspirasi kami. Sehingga DPR itu banyak main janji semua.
Karena itu, ia berharap dengan kehadiran Stefanus Gandi paling tidak melalui media sosial untuk menyambungkan atau menyuarakan keluhan masyarakat setempat terkait jalan rusak.***
Penulis : Elthon Rete
Editor : Efrid Bata