Ende_lensatimur.net – Desa Kebirangga Selatan adalah salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Maukaro Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Desa ini menjadi salah satu desa yang cukup terisolir karena selain tidak memiliki infrastruktur jalan yang memadai juga jaringan telekomunikasi seperti tower yang tidak ada sama sekali. Masyarakat di desa ini sudah berkutat cukup lama dengan kondisi yang serba prihatin ini.
Kepala Desa Kebirangga Selatan, Antonius Rani di sela – sela kegiatan semesteran petani dampingan Yayasan Tananua Flores, Kamis, 23/06/2022 mengatakan bahwa mengapa panitia memilih kampung Wolojita Dusun Tikasoko 1 sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Semesteran petani dampingan YTNF, biar masyarakat dari desa dan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Ende bisa mengetahui dan merasakan infrastruktur jalan di desa kami yang sangat buruk dan ekstrim.
“Inilah kondisi wilayah desa kami sesungguhnya, kami juga warga masyarakat Kabupaten Ende tetapi soal pembangunan kami mungkin tergolong yang cukup tertinggal,” ucapnya.
Di saat musim kemarau seperti ini syukur karena kendaraan bisa lewat, tetapi kalau musim penghujan tiba, maka kendaraan tidak akan bisa masuk kampung.
Pergerakan barang dan orang serta jasa dari dan menuju kota menjadi terhambat karena infrastruktur jalan yang tidak memadai.
Dijelaskannya bahwa untuk menjual hasil komoditi ke pasar Maukaro biasanya masyarakat harus pikul dan berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh.
“Semua itu dijalani masyarakat Kebirangga Selatan dengan sabar dan lapang dada karena itulah jalan satu – satunya untuk bisa mempertahankan hidup dan meningkatkan ekonomi keluarga,” tuturnya.
Kades Anton Rani menuturkan bahwa jalan yang baik dan sudah dihotmix baru sampai di kampung Bengge.
Dari Bengge menuju Wolojita ada 7 (tujuh) titik yang sangat parah dan sulit dilewati. Ada 1 deker dan 1 jembatan yang belum ada sehingga sulit bagi warga maupun anak sekolah untuk beraktivitas di saat musim penghujan tiba.
Sebagai Pemerintah Desa, kami sudah menyampaikan ini baik melalui musrenbang di tingkat Kecamatan maupun di tingkat kabupaten namun semuanya nihil.
Bernadus Rinda salah seorang warga dusun Tikasoko 1 menjelaskan bahwa sejak Indonesia merdeka hingga hari ini, kami belum merasakan jalan di jalan yang baik dan nyaman.
Kondisi topografi wilayah kami sangat menantang dan ekstrim, jadi kalau tidak hati – hati dalam mengendarai sepeda motor ataupun mobil, maka bisa berakibat fatal yakni kecelakaan.
Di saat musim penghujan tiba, kami tidak bisa menjual barang komoditi dan membeli barang – barang keperluan rumah tangga di pasar karena harus melewati kali besar yang airnya sangat deras. Ketiadaan jembatan menjadi faktor penghambatnya.
“Anak sekolah dan orang yang sakit pun kewalahan, karena tidak bisa berbuat apa-apa di saat musim hujan tiba. Memang situasi ini sungguh perih dan menyakitkan,” imbuhnya.
Sebagai masyarakat desa Kebirangga selatan khususnya dusun Tikasoko 1 dan 2 hanya bisa mengelus dada menantikan keajaiban, mungkin ada orang baik yang mau peduli dan membantu kami.
Sementara itu warga lainnya, Urbanus Tika menuturkan bahwa akses informasi dan komunikasi juga mengalami kesulitan karena jaringan telekomunikasi berupa tower tidak ada.
“Pernah ada material untuk bangun tower yang di droping ke desa kami, namun hingga hari ini tower tersebut tidak kunjung dibangun. Kami tidak tahu kesalahannya di mana, tetapi kami mohon kepada Pemda Ende khususnya Dinas terkait yaitu Diskominfo untuk menindaklanjuti hal tersebut,”pintanya.
Sebagai warga masyarakat kami minta kepada Pemda Ende agar bisa memperhatikan infrastruktur jalan dan jaringan telekomunikasi di desa kami. Kami juga ingin seperti masyarakat di desa – desa lain yang ada di Kabupaten Ende, yang sudah merasakan kemajuan pembangunan.
“Bila Bupati Ende berkesempatan, cobalah Bupati Ende datang ke desa dan kampung kami agar bisa melihat dan merasakan secara langsung bagaimana susahnya kami masyarakat di sini dengan kondisi infrastruktur yang ada,” tutupnya. ***
Penulis : Efrid Bata
Editor : Elthon Rete